Sabtu, 31 Juli 2010

SELAMAT DATANG BULAN KEMENANGAN


Berbahagialah kalau sampai hari ini para petinggi Amerika Serikat beserta para sekutunya masih memandang kekuatan Islam sebagai ancaman bagi mereka. Ini menunjukkan masih ada elemen umat Islam yang tetap memegang teguh kemurnian ajaran Islam sebagaimana dulu agama ini dilahirkan.

Sebagai pengulangan sejarah, ketika Rasulullah saw. mendakwahkan ajaran Islam kepada khalayak di kota Mekkah secara sembunyi-sembunyi, para petinggi Quraisy sudah merasa resah. Naluri politik mereka mengatakan: "Sebuah kekuatan al-haq telah lahir, dan cepat atau lambat akan menggilas kekuatan bathil". Ketika Rasulullah saw. menyebarkan Al Islam dengan terang-terangan, para petinggi Mekkah menyadari bahwa kekuatan al-haq sudah mulai bergerak menghancurkan kejahiliahan dan kebatilan yang mereka usung. Supaya tidak digilas, mereka berupaya mendahului menumpas kekuatan baru itu. Sejarah membuktikan, agama Islam justru kian membesar dan kuat, hingga akhirnya berhasil menumbangkan kekuatan kafirin Mekkah.

Disaat ajaran Islam mulai merambah keluar dari jazirah Arab, giliran Heraklius, kaisar Byzantium (Romawi Timur) yang merasa nervous melihat kedatangan agama baru dari wilayah gurun pasir gersang itu; terlebih ketika pasukannya berhasil dikalahkan pasukan Islam dalam beberapa pertempuran. Kabar kekalahan ini membuat Heraklius penasaran. Dipanggilnya panglima pasukan Byzantium, kemudian dia interogasi: "Lebih banyak mana, pasukan kalian atau pasukan mereka ?"
"Bahkan jumlah pasukan kita selalu berlipat ganda dari mereka disetiap negeri".
"Lalu apa yang menyebabkan kalian kalah ?"
Berkatalah seorang tua dari mereka: "Karena mereka bangun (beribadah) pada waktu malam dan puasa disiang hari, mereka menepati janji yang telah dibuat, memerintahkan kebaikan dan melarang kemunkaran, saling melayani sesamanya. Sebaliknya kita minum khamr, berzina, memakan yang haram, melanggar janji, merampok, menzalimi, menyuruh berbuat jahat dan membuat kerusakan dimuka bumi".

Kemudian Heraklius bertanya kepada seorang tentaranya yang pernah ditawan oleh kaum muslimin. "Jelaskan padaku tentang mereka"
Jawabnya: "Saya akan menggambarkan kepadamu seakan-akan kau lihat mereka. Mereka adalah penunggang kuda perang diwaktu siang, pendeta diwaktu malam. Mereka tidak akan memakan makanan di daerah kekuasaannya melainkan dengan membayar harganya dan tidak memasuki suatu daerah kecuali dengan kedamaian, mereka tidak menyerang sebelum diserang".
Kata Heraklius: "Kalau yang kau katakan itu benar, niscaya mereka akan menduduki tempat berdiri kedua kaki ini".

Sekian tahun kemudian, estimasi Heraklius jadi kenyataan. Dia harus meninggalkan istananya di Konstaninopel (Istambul) dengan berurai air mata, karena ibu kota Byzantium itu akhirnya berhasil dikuasai pasukan Islam. Atas kemenangan yang gemilang ini Khalifah Abu Bakr Ash-Shiddiq menulis: "Kalian orang-orang Islam tidak akan dapat dikalahkan karena jumlah yang kecil. Tapi kalian pasti dapat dikalahkan walaupun mempunyai jumlah yang banyak melebihi jumlah musuh jika kalian terlibat didalam dosa-dosa".

Inilah rahasia kemenangan para pendahulu kita; dan ini juga jawaban kenapa selama ini umat Islam sering kalah dalam berbagai peperangan dan persaingan dengan pihak lawan. Umat Islam sekarang akrab dengan berbagai perbuatan dosa dan perbuatan hina, sehingga Allah mencabut rasa takut orang kafir kepada orang Mukmin.

Untuk kembali meraih kejayaan dan kemenangan, tidak ada cara lain kecuali kaum Muslimin harus meninggalkan berbagai perbuatan dosa dan kehinaan.

Dihadapan kita akan datang bulan Ramadhan, bulan untuk menaklukkan hawa nafsu, menggenjot amalan-amalan ma'ruf serta mencampakan amalan-amalan munkar. Jangan sia-siakan kesempatan meraih kembali kejayaan kita.

SELAMAT DATANG BULAN PERJUANGAN. SELAMAT DATANG BULAN KEMENANGAN
.

Dikutip dari: Hidayatullah, edisi 06/xviii Oktober 2005.


Jumat, 30 Juli 2010

I M A N



Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sebentar lagi kita akan menyambut kehadiran Bulan Ramadhan yang dimuliakan oleh Allah. Dan perintahNya adalah :

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS. 2:183)

Seruan tersebut ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Siapakah orang-orang beriman tersebut ?

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. 49:15)

Tanda-tandanya :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (QS. 8:2).

(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rejeki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. 8:3).

Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia. (QS. 8:4)

Mudah2an kita sudah siap dengan keimanan yang dimaksudkan Allah, sehingga dapat menjalankan saum dengan sempurna sesuai ketentuan dan ketetapan Allah. Amin.

Wassalam.

SERBA SERBI RAMADHAN ( Bag. 4)


Dari Abu Sa'id Al Khudry ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: "Siapa pun yang puasa satu hari semata-mata karena Allah maka dirinya akan dijauhkan oleh Allah dari api neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun karena puasanya itu". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari 'Amr bin 'Ash ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: "Kelebihan puasa kami dan puasa ahli kitab adalah adanya makan sahur". (HR. Muslim).

Dari Abu 'Athiyyah berkata: "Saya bersama Masruq datang kepada 'Aisyah ra. kemudian Masruq berkata kepada 'Aisyah: "Ada dua shahabat Nabi Muhammad saw. yang masing-masing ingin mengejar kebaikan, dimana salah seorang dari keduanya itu cepat-cepat mengerjakan shalat Maghrib dan berbuka, sedangkan yang lain memperlambat shalat Maghrib dan berbuka". 'Aisyah bertanya: "Siapakah yang cepat-cepat mengerjakan shalat Maghrib dan berbuka ?". Masruq menjawab: "Abdullah, yakni Ibnu Mas'ud". Kemudian 'Aisyah berkata: "Demikianlah apa yang diperbuat oleh Rasulullah saw.". (HR. Muslim).

Dari 'Aisyah dan Ummu Salamah ra. berkata: "Rasulullah saw. sering masuk waktu Shubuh masih dalam keadaan junub yang bukan karena bermimpi kemudian beliau berpuasa" (HR. Bukhari dan Muslim).


SERBA SERBI RAMADHAN ( Bag. 3)


Dari Shal bin Sa'd ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: "Sesungguhnya di dalam sorga itu ada sebuah pintu yang bernama Ar Rayyan (pintu kesegaran) dimana nanti pada hari Kiyamat orang-orang yang berpuasa akan masuk sorga lewat pintu itu, dan tidak seorang pun selain mereka yang bisa masuk lewat pintu itu; dimana penjaga pintu itu mengucapkan: "Mana orang-orang yang puasa ?". Kemudian mereka pun berdiri, tidak ada seorang pun selain mereka yang boleh masuk lewat pintu itu. Apabila mereka telah masuk sorga semua maka pintu itu ditutup; oleh karenanya tidak ada seorang pun yang masuk lewat pintu tersebut selain mereka itu". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Ibnu 'Umar ra. berkata: "Rasulullah saw. mempunyai tukang adzan dua orang yaitu Bilal dan putra Ummu Maktum. Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Bilal itu mengumandangkan adzan pada waktu malam maka makan dan minumlah kamu sekalian sampai putra Ummu Maktum mengumandangkan adzan". Beliau bersabda pula: "Jarak antara kedua adzan itu hanya sekedar turunnya yang pertama dan naiknya yang kedua". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Umar bin Khaththab ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: "Apabila waktu malam telah datang dari sini, dan waktu siang telah berlalu dari sini, serta matahari telah terbenam maka orang yang berpuasa boleh berbuka". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang tidak mau meninggalkan kata-kata bohong dan selalu memperbuatnya maka Allah tidak memperdulikan puasanya itu dimana ia telah susah payah meninggalkan makan dan minum". (HR. Bukhari).

Dari 'Aisyah ra. berkata: "Rasulullah saw. sering masuk waktu fajar masih dalam keadaan junub karena bersetubuh dengan istrinya, kemudian beliau mandi dan wudlu'". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Anas ra. bahwasannya Nabi saw. datang ke tempat Sa'd bin 'Ubadah ra. kemudian ia menyajikan roti dan mentega maka beliau pun memakannya serta bersabda: "Telah berbuka di tempatmu orang-orang yang berpuasa, dan memakan makananmu orang-orang yang baik, serta malaikat mendo'akan kamu". (HR. Abu Daud).


SERBA SERBI RAMADHAN ( Bag. 2)


Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa bersedekah sepasang pada jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu sorga: "Wahai hamba Allah inilah yang lebih baik". Barang siapa yang termasuk orang-orang yang biasa mengerjakan shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Barang siapa yang termasuk orang-orang yang suka berjihad maka ia akan dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa yang termasuk orang-orang yang biasa mengerjakan puasa maka ia akan dipanggil dari pintu Ar Rayyan (pintu kesegaran). Dan barang siapa yang termasuk orang-orang yang suka bershadakah maka ia akan dipanggil dari pintu shadakah". Abu Bakar ra. berkata: "Demi ayah dan ibuku wahai Rasulullah bukankah ada orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu karena darurat; maka apakah ada seseorang yang dipanggil dari semua pintu itu ?". Beliau menjawab: "Ada, dan aku berharap semoga kamu termasuk salah seorang diantara mereka". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah ra. berkata: "Rasulullah saw. sangat menganjurkan untuk selalu shalat sunnat pada malam Ramadhan tetapi dalam hal ini beliau tidak mewajibkannya; dimana beliau bersabda: "Barang siapa yang mengerjakan shalat sunnat pada malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala kepada Allah maka diampunilah dosanya yang telah lampau". (HR. Muslim).

Dari 'Aisyah ra. berkata: "Apabila sudah masuk sepuluh terakhir (bulan Ramadhan) maka Rasulullah saw. selalu menghidup-hidupkan malam-malam itu (dengan ibadah) dan membangunkan keluarganya serta mengikatkan sarungnya (tidak mempergauli istrinya)". (HR. Bukhari dan muslim).

Dari Zaid bin Tsabit ra. berkata: "Kami sahur bersama-sama dengan Rasulullah saw. kemudian kami melaksanakan shalat". ada seseorang bertanya: "Berapa lama antara sahur dengan shalat itu ?". Ia menjawab: "Kira-kira bacaan 50 ayat". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla berfirman, (artinya): "Hamba-Ku yang paling Kusukai adalah yang paling cepat kalau berbuka puasa". (HR. At Turmudzy).

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: "Apabila salah seorang diantara kamu sekalian itu berpuasa maka janganlah berkata kotor dan janganlah ribut-ribut. Jika ada seseorang mencaci maki atau mengajak berkelahi maka hendaklah ia berkata: "Sesungguhnya saya sedang berpuasa". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Laqith bin Shabrah ra. berkata: "Saya bertanya: "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada saya tentang wudlu'". Beliau bersabda: "Sempurnakanlah wudlu'mu, basuhlah sela-sela jarimu, dan perdalamlah didalam menghirup air kedalam hidung kecuali bila kamu sedang berpuasa". (HR. Abu Daud dan At Turmudzy).

Dari Ummu 'Umarah Al Anshariyah ra. bahwasannya Nabi saw. datang ke rumah Ummu 'Umarah dan ia menghidangkan makanan untuk beliau, kemudian beliau bersabda: "Makanlah wahai Ummu 'Umarah". Ia menjawab: "Saya sedang berpuasa". Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya orang yang berpuasa itu selalu dido'akan oleh malaikat jika ada orang makan di tempatnya sampai selesai makan". Atau beliau bersabda: "Sampai orang yang makan itu merasa kenyang". (HR. At Turmudzy).


SERBA SERBI RAMADHAN ( Bag. 1)


Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: "Allah 'Azza Wajallah berfirman, artinya: "Semua amal perbuatan anak Adam (manusia) itu membawa manfaat bagi dirinya sendiri kecuali puasa; sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa itu adalah perisai; oleh karena itu bila salah seorang diantara kamu sekalian berpuasa maka janganlah berkata kotor dan janganlah ribut-ribut. Apabila ada seseorang mencaci maki atau mengajak berkelahi maka hendaklah ia berkata: "Sesungguhnya aku sedang berpuasa". Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu disisi Allah lebih harum dari bau minyak kesturi. Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kegembiraan yaitu gembira ketika ia berbuka dan gembira ketika ia menghadap Tuhannya karena besarnya pahala puasa". (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat Bukhari dikatakan: "Ia meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena Aku. Puasa itu bagi-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat"
Dalam riwayat Muslim dikatakan: "Setiap amal perbuatan anak Adam (manusia) itu berlipat ganda. Kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, artinya: "Kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu bagi-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Ia meninggalkan syahwat dan makan karena Aku. Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kegembiraan yaitu gembira ketika berbuka dan gembira ketika bertemu dengan Tuhannya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu disisi Allah lebih harum dari bau minyak kesturi".

Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa yang mengerjakan shalat sunnat pada malam bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala kepada Allah maka diampunilah dosanya yang telah lampau". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Ibnu 'Abbas ra. berkata: "Rasulullah saw. adalah orang yang paling pemurah terlebih-lebih dalam bulan Ramadhan, bulan dimana beliau selalu ditemui Jibril. Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan untuk bertadarrus Al Qur'an. Sungguh bila Rasulullah saw. bertemu dengan Jibril beliau lebih pemurah lagi melebihi angin yang kencang". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Anas ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: "Bersahurlah kamu sekalian karena sesungguhnya didalam sahur itu terdapat barakah". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Sahl bin Sa'd ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: "Manusia itu selalu dalam kebaikan selama mereka segera berbuka puasa". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: "Apabila salah seorang diantara kamu sekalian lupa kemudian ia makan atau minum maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya, karena sesungguhnya Allah lah yang memberinya makan atau minum kepadanya". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Zaid bin Khalid Al Juhanny ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: "Barang siapa yang memberi buka orang yang berpuasa maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu dengan tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu". (HR. At Turmudzy).


JANGAN MENDAHULUI SHAUM SEBELUM ADA KETETAPAN 1 RAMADHAN


Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda: "Berpuasalah kamu sekalian karena melihat bulan dan berbukalah (berhari raya) karena melihat bulan. Apabila cuaca buruk (berawan) maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya'ban yakni tiga puluh hari". (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat Muslim dikatakan: "Apabila cuaca buruk (berawan) maka kamu sekalian harus berpuasa tiga puluh hari".

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: "Janganlah salah seorang diantara kamu sekalian mendahului bulan Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari kecuali bagi orang yang membiasakan berpuasa maka berpuasalah pada hari itu". (HR. Bukhari dan Muslim).

CATATAN: Jika belum ada ketetapan dari pemerintah atau ormas yang telah diakui eksistensinya, maka kita tidak diperbolehkan berpuasa Ramadhan, kecuali jika kita biasa puasa sunnat semisal puasa senin-kemis.

Dari Ibnu 'Abbas ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah kamu sekalian berpuasa sebelum datang bulan Ramadhan; berpuasalah karena melihat bulan dan berbukalah (berhari rayalah) karena melihat bulan. Dan bila terhalang oleh awan maka sempurnakanlah sampai tiga puluh hari". (HR. At Turmudzy).

Dari Abul Yaqdlan 'Ammar bin Yasir ra. berkata: "Barangsiapa berpuasa pada hari yang masih diragukan maka ia telah mendurhakai Abul Qasim (Nabi Muhammad) saw.". (HR. Abu Daud dan At Turmudzy).


Jumat, 23 Juli 2010

SHALAT SUNNAT WITIR


PENGANTAR: Masih banyak orang yang beranggapan bahwa shalat sunnat witir itu dikerjakan berbarengan dengan shalat sunnat tahajjud atau tarawih, padahal shalat sunnat witir bisa dikerjakan tanpa kita melaksanakan shalat tahajjud, misalnya karena waktunya sudah hampir menjelang shubuh. Shalat sunnat witir dilakukan sebagai shalat sunnat penutup malam, waktunya bisa sebelum tidur atau setelah bangun tidur sebelum terbit fajar. Penjelasan lengkapnya bisa dibaca dalam hadist-hadist berikut ini. Selamat membaca.

Dari 'Ali ra. berkata: "Shalat witir itu tidak diharuskan sebagaimana shalat fardlu, tetapi Rasulullah saw. selalu mengerjakannya serta bersabda: "Sesungguhnya Allah itu witir (ganjil, yakni esa) dan suka pada witir maka shalat witirlah kamu sekalian wahai Ahlul Qur'an" (HR. Abu Daud dan At Turmudzy).

Dari 'Aisyah ra. berkata: "Dari semua waktu-waktu malam, Rasulullah saw. pernah mengerjakan shalat witir. Beliau pernah mengerjakan shalat witir pada permulaan malam, pernah pada pertengahan malam, dan pernah pada akhir malam; serta paling akhir beliau mengerjakan shalat witir sampai habis waktu sahur". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Ibnu 'Umar ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: "Tutuplah shalat malammu dengan shalat witir". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Sa'id Al Khudry ra. bahwasannya Nabi saw. bersabda: "Shalat witirlah kamu sekalian sebelum shubuh". (HR. Muslim).

Dari 'Aisyah ra. bahwasannya Nabi saw. sering shalat sunnat pada waktu malam sedangkan 'Aisyah membujur didepannya; bila beliau tinggal mengerjakan shalat witir beliau membangunkan 'Aisyah kemudian ia mengerjakan shalat witir". (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain dikatakan: "Bila beliau tinggal mengerjakan shalat witir, beliau bersabda: "Wahai 'Aisyah bangun dan berwitirlah kamu".

Dari Ibnu 'Umar ra. bahwasannya Nabi saw. bersabda: "Kejarlah shalat shubuh itu dengan witir". (HR. Abu Daud dan At Turmudzy).

Dari Jabir ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam maka shalatlah witir pada permulaannya. Dan barangsiapa yang berkeyakinan akan bisa bangun pada akhir malam maka shalatlah witir pada akhir malam, karena sesungguhnya shalat pada akhir malam itu disaksikan oleh malaikat dan hal itu lebih utama". (HR. Muslim).

Dari Kharijah bin Hudzafah. Ia berkata: "Telah bersabda Rasulullah saw.: "Sesungguhnya Allah membantu kamu (membantu membanyakkan amal kamu) dengan shalat yang ia itu lebih baik bagi kamu daripada onta-onta yang merah. Kami (shahabat-shabat Nabi) bertanya: "Apa dia itu ya Rasulullah ?" Sabdanya: "Witir antara shalat 'Isya hingga terbit fajar". Diriwayatkan oleh "Lima" kecuali Nasa-i dan dishahkan-dia oleh Hakim.

Dari Thalq bin 'Ali. Ia berkata: "Saya dengar Rasulullah saw. bersabda: "Tidak ada dua witir pada satu malam". Diriwayatkan oleh Ahmad dan "Tiga" dan dishahkan-dia oleh Ibnu Hibban.

Dari Ubai bin Ka'ab. Ia berkata: "Adalah Rasulullah saw. berwitir dengan (membaca) Sabbihisma rabbikal-a'la dan Qulya ayyuhal kafirun dan Qul huwallahu Ahad".. Diriwayatkan dia oleh Ahmad dan Abu Daud dan Nasa-i, dan ia tambah: .......... dan tidak ia memberi salam melainkan pada akhirnya (Maksudnya didalam witir Rasulullah berattahiyat sekali saja lalu salam).
Dan bagi Abu Daud dan Tirmidzi seperti itu (juga) dari 'Aisyah, dan disitu (tersebut): ....... Tiap-tiap surah pada satu rakaat, dan di (rakaat) yang akhir Qul huwallah dan dua Mu'auwadzah (Qul a'udzu birabbil-falaq dan Qul a'udzu birabbin nasi).

Dari Ibnu 'Umar, dari Nabi saw., ia bersabda: "Apabila terbit fajar maka habislah semua waktu shalat malam dan witir, oleh itu berwitirlah kamu sebelum terbit fajar". (HR. Tirmidzi).