Rabu, 03 Maret 2010

TAUBAT (Bag. 5)


Dari Zirr bin Hubaisy, ia berkata: "Saya datang kepada Shafwan bin 'Assal ra. untuk menanyakan tentang mengusap kedua sepatu, kemudian dia bertanya: "Ada apa kamu datang kesini wahai Zirr ?". Saya menjawab: "Untuk mencari ilmu". Ia berkata: "Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya bagi orang yang mencari ilmu karena senang terhadap apa yang dicarinya". Saya berkata: "Bahwasannya saya masih belum jelas betul tentang cara mengusap kedua sepatu sesudah berak dan kencing, sedangkan engkau adalah salah seorang diantara sahabat-sahabat Nabi SAW maka saya datang kesini untuk menanyakan kepadamu, apakah engkau pernah mendengar beliau menjelaskan masalah itu ?". Ia menjawab: "Betul, beliau menyuruh kami bila dalam perjalanan atau dalam bepergian supaya tidak melepas sepatu selama tiga hari tiga malam kecuali karena janabah; tetapi kalau hanya berak, kencing atau tidur tidak perlu dilepas".
Saya bertanya lagi: "Apakah engkau pernah mendengar beliau menceritakan tentang cinta ?". Ia menjawab: "Betul, kami pernah bersama-sama dengan Rasulullah SAW dalam salah satu perjalanan kemudian tiba-tiba ada seorang Badui memanggil dengan suara keras: "Wahai Muhammad", maka Rasulullah SAW menjawabnya dengan suara keras juga menyerupai suaranya: "Haum". Maka saya berkata kepada orang Badui itu : "Coba rendahkanlah suaramu itu karena engkau berhadapan dengan Nabi SAW dan engkau benar-benar dilarang berkata seperti itu". Orang Badui itu berkata: "Demi Allah, saya tidak bisa merendahkan suara".
Dan orang Badui itu berkata lagi : "Bagaimana seseorang mencintai sekelompok orang, tetapi ia tidak boleh berkumpul bersamanya ?". Nabi SAW lantas bersabda: "Seseorang itu akan bersama-sama orang yang dicintainya nanti pada hari kiamat".
Beliau selalu bercerita kepada kami sampai akhirnya beliau menceritakan tentang sebuah pintu yang berada disebelah barat dimana pintu itu sangat lebar sekali atau seandainya seseorang akan berjalan pada pintu itu maka ia akan berjalan selama 40 atau 70 tahun lamanya". Sufyan, salah seorang perawi dari daerah Syria mengatakan bahwa Allah Ta'ala menciptakan pintu itu bersamaan dengan Ia menciptakan langit dan bumi; pintu itu senantiasa terbuka untuk menerima taubat, tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari arah barat (sebelum hari kiamat) (HR. At-Turmudzy dan yang lain. Ia mengatakan: Hadist Hasan Shahih).


TAUBAT (Bag. 4)


Dari Abu Nujaid 'Imran bin Hushain Al Khuza'i ra., bahwasannya ada seorang wanita dari Juhainah datang kepada Rasulullah SAW sedangkan ia sedang hamil karena berzina dan berkata: "Wahai Rasulullah saya telah tertimpa kesalahan yang mana saya harus di had (didera) maka laksanakanlah had itu pada diri saya". Kemudian Nabi SAW memanggil walinya seraya bersabda: "Perlakukanlah baik-baik wanita ini dan apabila sudah melahirkan maka bawalah kemari". Maka dilaksanakanlah oleh walinya; dimana setelah wanita itu melahirkan dibawa kehadapan Rasulullah maka Nabiyullah SAW memerintahkan untuk mendera wanita itu maka diikatkanlah pakaiannya dan dideralah ia. Setelah ia mati maka Rasulullah menshalatkannya. Kemudian 'Umar berkata kepada beliau: "Wahai Rasulullah kenapa tuan menshalatkan wanita itu padahal ia telah berzina ?". Beliau menjawab: "Wanita itu telah benar-benar taubat, yang seandainya taubat itu dibagi pada tujuh puluh orang penduduk Madinah niscaya masih cukup. Apakah kamu pernah mendapatkan orang yang lebih utama dari seseorang yang telah menyerahkan dirinya bulat-bulat kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung ?". (HR. Muslim).