Jumat, 23 Juli 2010

SHALAT SUNNAT WITIR


PENGANTAR: Masih banyak orang yang beranggapan bahwa shalat sunnat witir itu dikerjakan berbarengan dengan shalat sunnat tahajjud atau tarawih, padahal shalat sunnat witir bisa dikerjakan tanpa kita melaksanakan shalat tahajjud, misalnya karena waktunya sudah hampir menjelang shubuh. Shalat sunnat witir dilakukan sebagai shalat sunnat penutup malam, waktunya bisa sebelum tidur atau setelah bangun tidur sebelum terbit fajar. Penjelasan lengkapnya bisa dibaca dalam hadist-hadist berikut ini. Selamat membaca.

Dari 'Ali ra. berkata: "Shalat witir itu tidak diharuskan sebagaimana shalat fardlu, tetapi Rasulullah saw. selalu mengerjakannya serta bersabda: "Sesungguhnya Allah itu witir (ganjil, yakni esa) dan suka pada witir maka shalat witirlah kamu sekalian wahai Ahlul Qur'an" (HR. Abu Daud dan At Turmudzy).

Dari 'Aisyah ra. berkata: "Dari semua waktu-waktu malam, Rasulullah saw. pernah mengerjakan shalat witir. Beliau pernah mengerjakan shalat witir pada permulaan malam, pernah pada pertengahan malam, dan pernah pada akhir malam; serta paling akhir beliau mengerjakan shalat witir sampai habis waktu sahur". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Ibnu 'Umar ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: "Tutuplah shalat malammu dengan shalat witir". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Sa'id Al Khudry ra. bahwasannya Nabi saw. bersabda: "Shalat witirlah kamu sekalian sebelum shubuh". (HR. Muslim).

Dari 'Aisyah ra. bahwasannya Nabi saw. sering shalat sunnat pada waktu malam sedangkan 'Aisyah membujur didepannya; bila beliau tinggal mengerjakan shalat witir beliau membangunkan 'Aisyah kemudian ia mengerjakan shalat witir". (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain dikatakan: "Bila beliau tinggal mengerjakan shalat witir, beliau bersabda: "Wahai 'Aisyah bangun dan berwitirlah kamu".

Dari Ibnu 'Umar ra. bahwasannya Nabi saw. bersabda: "Kejarlah shalat shubuh itu dengan witir". (HR. Abu Daud dan At Turmudzy).

Dari Jabir ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam maka shalatlah witir pada permulaannya. Dan barangsiapa yang berkeyakinan akan bisa bangun pada akhir malam maka shalatlah witir pada akhir malam, karena sesungguhnya shalat pada akhir malam itu disaksikan oleh malaikat dan hal itu lebih utama". (HR. Muslim).

Dari Kharijah bin Hudzafah. Ia berkata: "Telah bersabda Rasulullah saw.: "Sesungguhnya Allah membantu kamu (membantu membanyakkan amal kamu) dengan shalat yang ia itu lebih baik bagi kamu daripada onta-onta yang merah. Kami (shahabat-shabat Nabi) bertanya: "Apa dia itu ya Rasulullah ?" Sabdanya: "Witir antara shalat 'Isya hingga terbit fajar". Diriwayatkan oleh "Lima" kecuali Nasa-i dan dishahkan-dia oleh Hakim.

Dari Thalq bin 'Ali. Ia berkata: "Saya dengar Rasulullah saw. bersabda: "Tidak ada dua witir pada satu malam". Diriwayatkan oleh Ahmad dan "Tiga" dan dishahkan-dia oleh Ibnu Hibban.

Dari Ubai bin Ka'ab. Ia berkata: "Adalah Rasulullah saw. berwitir dengan (membaca) Sabbihisma rabbikal-a'la dan Qulya ayyuhal kafirun dan Qul huwallahu Ahad".. Diriwayatkan dia oleh Ahmad dan Abu Daud dan Nasa-i, dan ia tambah: .......... dan tidak ia memberi salam melainkan pada akhirnya (Maksudnya didalam witir Rasulullah berattahiyat sekali saja lalu salam).
Dan bagi Abu Daud dan Tirmidzi seperti itu (juga) dari 'Aisyah, dan disitu (tersebut): ....... Tiap-tiap surah pada satu rakaat, dan di (rakaat) yang akhir Qul huwallah dan dua Mu'auwadzah (Qul a'udzu birabbil-falaq dan Qul a'udzu birabbin nasi).

Dari Ibnu 'Umar, dari Nabi saw., ia bersabda: "Apabila terbit fajar maka habislah semua waktu shalat malam dan witir, oleh itu berwitirlah kamu sebelum terbit fajar". (HR. Tirmidzi).