Senin, 04 Oktober 2010

ALLAH PUN BERTAUBAT



Oleh: Muhammad Farid Dua

Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yg terkutuk.

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.

Tulisan ini dibuat untuk menjelaskan apa makna TAUBAT yang sebenarnya menurut Alquran dan hadis Nabi. Penjelasan ini akan saya bagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah bagian yang membahas makna taubat secara umum. Bagian kedua adalah bagian yang membahas secara detail terkait dengan kaidah bahasa arab dan ayat-ayat Alquran yang menyebutkan Allah pun Taubat.

Saya mempunyai prinsip untuk membiasakan kebenaran bukan membenarkan kebiasaan agar saya tidak termasuk orang-orang yang ikut-ikutan (jahiliah). Termasuk dalam penggunaan istilah. Kita sering mengartikan istilah taubat dengan memohon ampun. Karena itu, ketika membaca judul buku saya “ALLAH pun TAUBAT”, sahabat2 pasti bertanya-tanya, bagaimana mungkin Allah memohon ampun. Mari kita kembali ke pengertian yang sesungguhnya menurut Alquran. Taubat berbeda dengan mohon ampun, seperti yang Allah tegaskan dalam Alquran,

"Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih". (QS.11:90).

Ayat yang memisahkan antara memohon ampun dan bertaubat juga bisa kita dapatkan di QS.5:74, 11:3, 11:61.

Kata taubat berasal dari bahasa Arab. Menurut kamus bahasa arab, taubat berasal dari kata taaba – yatuubu – taubatan yang artinya kembali.

Ceritanya begini… Pada jaman dahulu kala, ketika kita belum mengenal dosa, kita dekat dengan Allah. Ketika kita berbuat dosa, kita pun menjauhi Allah dan mendekati setan. Sehingga Allah pun menjauhi kita dan mendekati hukuman atau konsekuensi atas perbuatan dosa kita. Akibatnya kita dan Allah saling berjauhan. Perumpamaan ini saya ambil dari kisahnya Nabi Adam di Alquran. Jika saya paparkan di sini terlalu panjang menjelaskannya.

Singkat cerita, setelah kita berbuat dosa kita pasti akan menemukan akibat atau konsekuensi atas perbuatan dosa kita yang memang sengaja Allah berikan agar kita kembali (taubat) kepada-Nya. Ada empat tahapan taubat :

Tahap pertama adalah tahapan awal dimana kita ingat kepada Allah. ketika musibah dan kesulitan datang, kita tergerak untuk mengadu dan berdoa kepada Allah. Nah, ingatnya kita kepada Allah sudah dikatakan taubat (QS.13:27-28). Namun pada saat itu baru hati kita yang taubat (kembali) kepada Allah (QS.66:4) sehingga kita belum disebut taubat (kembali) dengan seutuhnya (sebenarnya). Ingatnya kita kepada Allah baru merupakan awal dari taubat kita yang sebenarnya.

Tahap kedua adalah tahap dimana Allah menerima taubat kita. Jika kita orang yang beriman kepada Allah, maka Allah akan menerima taubat (kembalinya) kita. Itulah tahap dimana “Allah menerima taubat”. Tandanya Allah “menerima taubat” kita adalah Pertama : Allah akan menunjukkan jalan kembali (pulang) kepada kita. (QS.13:127 dan 42:13). Bentuknya bisa mempertemukan kita dengan orang-orang yang shaleh atau buku-buku yang baik yang bisa menuntun kita kembali kepada Allah. Tanda kedua, Allah menurunkan ketenangan dalam hati kita. Setelah kita bersimpuh memohon ampun di hadapan Allah biasanya akan turun ketenangan dalam hati kita. Itulah tanda Allah telah menerima taubat kita.

Tapi apakah cukup sampai di sini, sampai Allah menerima taubat kita? Belum, masih ada dua tahapan lagi yang harus di lalui. Seperti dijelaskan di atas, tahap awal adalah kita ingat kepada Allah, tahap kedua adalah Allah menerima taubat kita yaitu dengan menurunkan ketenangan dan menunjukkan jalan taubat (kembali).

Tahapan ketiga, adalah tahapan yang sebenarnya dimana kita menempuh jalan kembali kepada Allah yaitu dengan BERBUAT BAIK. Setelah kita berbuat baik menurut petunjuk Allah maka itulah yang disebut taubat yang sebenarnya (seutuhnya). Bukan hanya hati atau lisan saja tapi sudah diaplikasikan dalam bentuk perbuatan.

"Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, Maka Sesungguhnya Dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya". (QS.25:71)

Inilah tahapan taubat yang paling penting yang tidak saya dapatkan di buku-buku manapun. Selama ini saya hanya tahu sampai di tahapan ke dua yaitu syarat Allah menerima taubat yaitu menyesal, memohon ampun dan berjanji tidak akan mengulangi. Setelah saya teliti ternyata itu adalah karangan Imam Ghozali. Dan sampai saat ini saya belum mendapatkan dasar argumentasi beliau. Berdasarkan Alquran dan hadis mana sampai beliau menyimpulkan demikian.

Lalu apa yang terjadi setelah kita melewati tahap ke tiga yaitu berbuat baik menurut petunjuk Allah? Kita masuk ke tahap terakhir yaitu tahap dimana Allah pun “bergerak” kembali (taubat) kepada kita. Itulah yang disebut Allah pun taubat (kembali) kepada kita. maka disebutlah Allah beserta orang yang berbuat baik (QS.29:69). Saya mencatat ada 28 ayat yang menuliskan kata “Allah taubat kepada manusia”. Salah satunya adalah :

"Maka Barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, Maka Sesungguhnya Allah taubat (kembali) kepadanya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS.5:39)

Di terjemahan umumnya anda akan mendapatkan terjemahan yang digaris bawahi sbb : Maka Sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Hal ini akan saya bahas secara khusus di bagian teknis atau bagian yang detail terkait struktur bahasa arabnya.

Banyak yang bertanya, kalau manusia taubat (kembali) dari perbuatan dosa maka Allah taubat (kembali) dari apa? Untuk menjawab pertanyaan ini saya ingin sedikit me-review, Pada mulanya ketika kita berbuat dosa, kita menjauhi Allah dan mendekati setan, maka Allah pun menjauhi kita dan mendekati konsekuensi atau hukuman yang akan diberikan kepada kita. Setelah kita berbuat baik, maka kita pun kembali (taubat) kepada Allah dengan taubat yang seutuhnya (sebenarnya) dan meninggalkan setan. Maka Allah pun taubat (kembali) kepada kita dan meninggalkan hukuman yang Allah berikan kepada kita. Karena taubat kita, Allah tidak jadi meneruskan hukuman tersebut. Jadi kalau kita kembali (taubat) kepada Allah dari perbuatan dosa, maka Allah kembali (taubat) kepada kita dari menjatuhkan hukuman-Nya atas kita. Jika kita taubat (kembali) kepada Allah dengan memohon ampunan, maka Allah taubat (kembali) kepada kita dengan memberi ampunan dan kasih sayang-Nya kepada kita.

Itulah tahapan taubat yang saya fahami di Alquran. Dalam hadisnya, kita sering mendengar hadis Nabi Muhammad yang sangat terkenal, yang inti hadis tersebut adalah jika kita kembali kepada Allah sehasta (selangkah) maka Allah akan kembali kepada kita seribu hasta, jika kita kembali kepada Allah berjalan maka Allah kembali kepada kita berlari.

Kita tidak akan bisa menerima penjelasan ini kalau dalam otak dan hati kita masih ada penghalang. Penghalangnya adalah persepsi kita selama ini bahwa taubat itu sama artinya dengan menyesal memohon ampun. Berangkat dari persepsi yang salah tersebut, orang-orang menghina, menghujat bahkan ada yang mengancam membunuh saya. Karena yang ada dalam benak mereka adalah bagaimana mungkin Allah memohon ampun. Saya jawab : Tidak mungkin lah Allah memohon ampun, memangnya Allah salah apa? Dan Allah Maha suci dari kesalahan. Maha suci Allah dari apa yang kita sifatkan. Yang benar adalah Allah kembali kepada kita dengan membawa setumpuk ampunan dan kasih sayang dari (meninggalkan) hukuman yang Allah ancamkan kepada kita.

Untuk orang-orang yang sudah menghina, menghujat dan mengancam saya, maka saya senantiasa memaafkan sebelum mereka meminta maaf dan saya memohonkan ampunan kepada Allah atas mereka karena mereka adalah orang-orang yang belum mengerti. Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang apa itu taubatan nasuha, contoh orang yang diterima taubatnya atau orang yang tidak diterima taubatnya, silahkan baca lebih lanjut di bukunya. Sekalian promosi. he..he.. Maaf.

Bersambung ke bagian yang sangat teknis dan detail tentang struktur dan grammer bahasa arabnya. Bagian ke dua nanti diperuntukkan bagi anda yang masih penasaran ingin tahu lebih lanjut atau bagi anda yang belum bisa menerima penjelasan di atas.

Bandar Lampung, ba’da subuh 17 September 2010



Judul : ALLAH pun TAUBAT
Penulis : Muhammad Farid
Penerbit : CV Anugerah
Tebal : 220 + vi halaman
harga : Rp. 60.000,-

Kehadiran buku ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas semakin ditinggalkannya Alquran sebagai referensi atau pedoman dalam kehidupan umat islam. Banyak cendekiawan muslim atau ulama yang lebih senang mengambil referensi dari kitab-kitab lainnya ketimbang Alquran. Akibatnya, tanpa disadari, kita telah disesatkan oleh kitab-kitab tersebut. Sudah saatnya kita kembali kepada Alquran. Sebab, jika kita tidak kembali pada Alquran, setan akan senantiasa menyertai kita.

“Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Alquran), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Q.S. Az Zukhruf [43]: 36)

Di buku ini, anda akan menemukan banyak sekali koreksi atas pemahaman yang telah berkembang luas di kalangan umat islam. Melalui buku ini, penulis ingin meluruskan pemahaman tersebut agar selaras dengan petunjuk yang ada dalam Alquran dan Hadis Nabi.

1. Kiat-Kiat Memahami Alquran
Selama ini kita beranggapan bahwa memahami Alquran itu sulit. Padahal ternyata ALLAH telah mudahkan Alquran sebagai pelajaran agar kita bisa mengambil pelajaran. (QS.54:17, 22, 32, 40). Dan ALLAH akan memberikan kepahaman kepada siapa saja yang Dia kehendaki. (QS.2:269). Bab ini menuturkan kiat-kiat atau tata krama memahami Alquran sehingga ALLAH menurunkan kehendak tersebut kepada kita.

2. Kiat Masuk Surga tanpa Mampir di Neraka
Ternyata tidak hanya para Nabi dan Rasul yang bisa langsung masuk surga, kita pun bisa langsung masuk surga tanpa harus terjerumus ke Neraka terlebih dahulu. Bab ini menjelaskan kiat langsung masuk surga secara praktis, sederhana dan logis berdasarkan ayat-ayat Alquran. Syaratnya hanya 2 yaitu beriman dan beramal shaleh, dimana amal shalehnya harus lebih banyak dari keburukannya.

3. Kematian itu Indah
Banyak orang yang takut mati. Bab ini akan menggugah kesadaran kita bahwa kematian bukanlah suatu hal yang harus ditakuti. Justru kita harus menyikapi kematian sebagai sebuah pintu gerbang yang akan mengantarkannya pada sang kekasih ALLAH swt dan surga yang dirindukannya selama ini.

4. Berislam, tetapi kekal di Neraka
Selama ini kita diajarkan, orang Islam pasti dijamin masuk surga walau harus masuk neraka terlebih dahulu. Ternyata menurut Alquran tidak demikian. Yang benar, barangsiapa yang banyak berbuat dosa, dimana dosanya lebih banyak dari kebaikannya, maka dia akan kekal di neraka dan tidak bisa keluar dari sana untuk selama-lamanya. (QS.2:80-81, 23:103).

5. Hidup itu Indah
Bab ini menggambarkan pribadi yang telah diselimuti kasih sayang dari ALLAH swt. Sehingga kejadian apapun yang menimpanya tidak akan membuatnya bersedih hati. Dia tidak pernah khawatir (stress) karena keyakinannya bahwa ALLAH beserta dia dimana saja dia berada.

6. Korupsi dan Zina Tidak Diampuni Allah.
Selama ini dosa syirik selalu saja dikaitkan dengan jin, dukun, ramalan. Padahal menurut Alquran syirik tidak hanya sebatas itu. Semua dosa jika dilakukan dengan penuh kesadaran bahwa ALLAH telah melarangnya tapi tetap saja dilakukan terus menerus maka dia telah masuk dalam kategori syirik. Dia lebih menomorsatukan hawa nafsunya dan menomorduakan ALLAH. Itulah hakekat dari syirik. Karenanya dosa tersebut tidak akan diampuni dan hanya bisa ditutupi oleh kebaikan. Akibatnya kebaikan kita akan lenyap untuk menutupi dosa syirik tersebut.

7. Maksiat yang Mengantarkan ke Surga dan Ibadah yang Menjerumuskan ke Neraka
Bab ini memutarbalikkan pemahaman kita bahwa maksiat pasti akan menjerumuskan ke neraka dan ibadah pasti akan mengantarkan ke surga. Ternyata pemahaman itu tidak 100% benar.

8. Allah pun Taubat
Banyak orang menyangka, istilah ALLAH pun taubat hanya sebuah judul yang mengada-ada untuk menarik perhatian belaka. Padahal istilah ALLAH taubat memang benar-benar ada dalam Alquran. Menurut Alquran, taubat berbeda dengan minta ampun. Taubat artinya kembali. Jika kita kembali (taubat) pada ALLAH maka ALLAH pun akan taubat (kembali) kepada kita. Di bab ini anda akan menemukan proses taubat yang benar menurut Alquran. Proses taubat yang lebih tinggi kedudukannnya daripada taubatan nasuha.

9. Tiga Keanehan Jilbab
Di bab ini anda akan menemukan tiga keanehan jilbab yang sering kita jumpai di tengah-tengah masyarakat. Ternyata ibu-ibu yang sudah berhenti haid dan tidak ingin menikah lagi, tidak wajib lagi berjilbab (QS.24:60). Di bab ini juga dipaparkan bahwa cadar itu bertentangan dengan tujuan disyariatkan jilbab dalam Alquran.

10. Nabi Ibrahim pun “Kafir”
Sejak dulu kita diajarkan bahwa umat Kristen dan Yahudi sudah pasti kafir. Ternyata menurut Alquran, mereka belum tentu kafir. Oleh karena itu, mereka pun punya kesempatan untuk masuk surga. Kafir bukan hanya diartikan keluar dari islam. Bab ini akan memaparkan pengertian kafir yang sebenarnya menurut Alquran. Kita pun bisa dikategorikan kafir jika nyata-nyata menolak ayat-ayat Alquran.

11. Tujuh Kerancuan dalam Memandang Poligami
Bab ini menjelaskan banyak sekali kerancuan kita dalam memahami hukum poligami. Jika syarat poligami adalah berlaku adil maka di ayat lain ALLAH mengatakan bahwa kita sekali-kali tidak dapat berlaku adil terhadap istri-istri (QS.4:129). Lantas bagaimana kita menyikapi poligami agar sesuai dengan Alquran? Temukan jawabannya dalam bab ini.

12. Cara Nabi Muhammad Menghadapi Penghinaan
Umat islam mudah sekali terpancing emosi jika ada pihak lain yang melakukan provokasi dengan mengolok-olok Nabi Muhammad dan Islam. Bab ini akan menguraikan bagaimana seharusnya sikap kita terhadap mereka menurut apa yang tertera dalam Alquran.

13. Rahasia Jepang, China, Zulkarnain, Ya’juj, dan Ma’juj dalam Alquran
Di bab ini anda akan menemukan kenyataan bahwa yang membangun tembok China pertamakali adalah orang islam. Selain itu dijelaskan pula siapa sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj yang ternyata sudah muncul dan bahkan pernah menguasai dunia.

14. Mukjizat Alquran
Bab ini menerangkan empat mukjizat Alquran yang telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern di abad ini. Sebuah bukti kebenaran firman ALLAH yang akan menguatkan keimanan kita dan menarik perhatian orang-orang yang belum beriman kepada Alquran.

Secara keseluruhan, buku ini akan membongkar pemahaman yang mengakar di benak kita selama ini. Agar pembaca mendapat manfaat dari buku ini, maka seluruh keuntungan dari penjualan buku akan di infakkan kapada yang berhak menerimanya menurut Alquran, kecuali sekedar kebutuhan penulis atau penerbit.

Buku ini bisa diperoleh di Toko Buku Gramedia dan Gunung Agung. Khusus untuk wilayah Bandar Lampung bisa juga diperoleh di Toko Buku Fajar Agung dan Balai Buku (diskon 20%).

Komentar pembaca :

"Tadinya saya tdk suka dgn judul buku ini tapi setelah separuh dibaca luar biasa isinya. Kajiannya menarik sekali, hampir selesai saya membacanya padahal baru tadi pagi buku ini ada di tangan". (081369019xxx)

"Barakallahu, selamat. Bagusnya punya ustad, berkafaah syar'i untuk rujukan & referensi". (081369319xxx)

"Sip Mantab, bagus, dengan bahasa deskripsi yang mudah dipahami. Merubah cara pandang beberapa hal yang sudah berakar di pemikiran kita selama ini. Bab yang saya paling suka "7 Kerancuan dalam memandang poligami". (Hmm harusnya semua laki2 membaca ini hehe)..." (Yunia Amelia).

“Saya berterimakasih kepada penulis karena setelah membaca buku ini, gairah untuk beribadah semakin kuat, untuk menutupi dosa-dosa saya selama ini”. (Pertha Lesmana)

Secara keseluruhan, buku ini akan membongkar pemahaman yang mengakar di benak kita selama ini. Agar pembaca mendapat manfaat dari buku ini, maka seluruh keuntungan dari penjualan buku akan di infakkan kapada yang berhak menerimanya menurut Alquran, kecuali sekedar kebutuhan penulis atau penerbit.

Buku ini bisa diperoleh di Toko Buku Gramedia dan Gunung Agung. Khusus untuk wilayah Bandar Lampung bisa juga diperoleh di Toko Buku Fajar Agung dan Balai Buku (diskon 20%).

Bab 1-5 bisa di download secara gratis di

http://www.4shared.com/file/142728533/c6d52025/e-book_Allah_pun_Taubat.html?err=no-sess

Jika mengalami kesulitan mendownload silahkan mencoba link berikut :

http://www.scribd.com/doc/29086361/E-book-Allah-Pun-Taubat