Kamis, 14 Januari 2010

SILATURAHMI


SILATURAKHMI


Allah SWT berfirman: "...Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi..." (QS. An-Nisaa: 1).

Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi" (HR. Muslim).

Rasulullah SAW bersabda: "Hai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, hubungkanlah silaturahmi, dirikanlah shalat di waktu malam ketika manusia sedang tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan keselamatan" (HR. At-Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai karib kerabat. Aku senantiasa menghubungkan silaturahmi kepada mereka, namun mereka memutuskannya. Aku senantiasa berbuat baik kepada mereka, namun mereka berbuat jahat kepadaku. Dan aku senantiasa berbuat santun kepada mereka, namun mereka berbuat jahil kepadaku. Bagaimana ini ?" Nabi menjawab: "Jika benar telah berbuat sebagaimana yang engkau katakan, seolah-olah kamu telah menyebabkan mereka menjadi bosan. Tetapi Allah senantiasa akan menolongmu atas (kejahatan) mereka selama kamu tetap berbuat demikian". (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah kepada orang miskin hanya sedekah, sementara terhadap keluarga dua pahala, yaitu pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan (silaturahmi). (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Cari tahulah nasab-nasab kalian yang dapat menjalin kembali hubungan kekeluargaan kalian. Maka sesungguhnya silaturahmi dapat membuat cinta dalam keluarga, mendatangkan rezeki, dan menambah umur" (HR. At-Tirmidzi).

Rasulullah SAW bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hatinya, dan yang terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa/bersilaturahmi)". (HR. Bukhari).

Dari Abu Hurairah, Seseorang datang menghadap Rasulullah dan berkata: "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya saya memiliki kerabat yang saya silaturahimi, tetapi mereka memutus hubungan dengan saya. Saya berusaha untuk terus menjalin hubungan dengan mereka, namun mereka berbuat jahat dengan saya...". Kemudian Rasulullah bersabda: "Jika kondisimu seperti yang kau katakan, maka engkau bagai memberi mereka makanan dari tanah panas (atas dosa mereka). Dan masih ada Allah yang menjadi penolongmu (dari derita dan beban) atas mereka selama engkau dalam kondisi (istiqomah) seperti itu". (HR. Muslim).

CATATAN :

Islam sangat menekankan pentingnya silaturahmi. Dengan silaturahmi banyak hal yang dapat dipetik dan berbagai kesalahpahaman bisa diluruskan. Media untuk silaturahmi itu banyak, diantaranya menghadiri undangan (hajatan atau dakwah/taklim), menyambangi (saudara, kerabat atau relasi bisnis) dsb. Bahkan menghadiri shalat berjamaah di masjid bisa dijadikan media buat silaturahmi. Hendaknya kita bersilaturahmi dilakukan dengan ikhlas, tidak didasari riya' atau untuk mendapat pujian di depan orang banyak.

Dari uraian hadist diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa silaturahmi sebaiknya (diutamakan) dilakukan terhadap kerabat terdekat, sering menghubungi orang shaleh (bertaqwa), kita dituntut untuk berlaku sabar dan silaturahmi itu hendaknya didasari untuk mengajak kepada kebaikan (ketaatan) dan menghentikan kemunkaran.

PUSTAKA :
1. Shaleh, Q, 2006: Ayat-ayat larangan dan perintah dalam Al-Qur'an, Pedoman menuju akhlak muslim. CV. Dipenogoro. Hal: 567, 746.
2. Hidayatullah, ed. 6/x1x Okt. 2006. Hal: 16.