Jumat, 29 Januari 2010

ADAB QIYAMUL-LAIL (SHALAT MALAM)


Qiyamul-lail atau shalat malam merupakan ibadah yang agung dan mulia. Ia menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT bagi orang-orang shalih. Berikut ini beberapa adab qiyamul-lail sesuai yang dicontohkan Rasulullah SAW :

1. NIAT IKHLAS
Qiyamul-lail adalah ibadah yang disenangi oleh Allah, maka hendaknya seorang muslim mengikhlaskan niatnya untuk mencari keridhaan Allah. Jadikan Qiyamul-lail sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, bermunajat di altar rakhmat-Nya dan memohon kemuliaan dari-Nya.

2. TIDAK MENGKHUSUSKAN MALAM JUM'AT
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kamu mengkhususkan malam jum'at dari malam-malam yang lain, untuk melakukan ibadah" (HR. Muslim).

3. MENGGOSOK GIGI
Dari Hudzaifah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW senantiasa membersihkan giginya dengan siwak saat melaksanakan shalat malam (HR. Bukhari dan Muslim).

4. MENGAJAK KELUARGA DAN BERJAMAAH
Rasulullah SAW bersabda: "Allah mengasihi seorang laki-laki yang (bangun) melaksanakan shalat malam, kemudian membangunkan istrinya dan (istrinya) juga melaksanakan shalat.." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Nasa'i).

5. MEMULAI DENGAN DUA RAKAAT YANG RINGAN
Dari 'Aisyah RA menceritakan bahwa Rasulullah SAW jika melaksanakan shalat malam senantiasa membukanya dengan dua rakaat yang ringan (HR. Muslim).

6. DUA RAKAAT-DUA RAKAAT
Rasulullah SAW bersabda: "Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika salah seorang kamu khawatir masuknya waktu shubuh, shalatlah satu rakaat sebagai witir dari shalat malam yang telah dilakukannya" (HR. Bukhari dan Muslim).

7. MEMANJANGKAN SHALAT
Dari Jabir RA, Rasulullah SAW bersabda: "Shalat (malam) yang paling baik adalah yang panjang qunutnya" (HR. Muslim). Imam Nawawi mengatakan, yang dimaksud dengan qunut dalam hadist ini adalah berdiri.

8. JIKA SANGAT MENGANTUK TIDURLAH
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Siapapun diantara kamu yang melaksanakan shalat malam, kemudian tidak jelas bagian bacaan Al-Qur'an (karena mengantuk) hingga tidak menyadari apa yang dia baca, maka hendaklah dia membaringkan diri (tidur) (HR. Muslim).

9. MENGAKHIRI DENGAN WITIR
Rasulullah SAW bersabda: "Jadikanlah witir sebagai penutup shalat malammu" (HR. Bukhari dan Muslim).

10. SEMALAM HANYA SEKALI WITIR
Dari Thalaq bin Ali, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada dua witir dalam satu malam" (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, Tirmidzi dan meng-hasan-kannya).

11. MENG-QADHA (MENGGANTI) QIYAMUL-LAIL
Bila tidak bisa melaksanakan qiyamul-lail karena tertidur, sakit atau lainnya, maka diperbolehkan menggantinya di siang hari pada waktu dhuha sebanyak 12 rakaat. Pengertiannya bukan mengganti dengan shalat dhuha. Dari 'Aisyah RA meriwayatkan: "Jika Nabi tertidur atau sakit hingga tidak melaksanakan shalat malam, maka dia melaksanakannya pada siang hari sebanyak dua belas rakaat" (HR. Muslim).

12. ISTIQAMAH
Rasulullah SAW bersabda kepada Abdullah bin Umar : "Wahai Abdullah, jangan seperti si Fulan, dulu dia terbiasa melakukan shalat malam tapi kemudian dia tinggalkan" (HR. Bukhari dan Muslim).

CATATAN
Tulisan ini saya kutip dari majalah Hidayatullah edisi 05/XIX/september 2006. Jika dirasa ada gunanya silahkan dibagikan guna kepentingan syiar. Semoga Allah memberi hidayah dan barokah kepada kita semua. Amin.

Selasa, 26 Januari 2010

KEUTAMAAN BEKERJA


Rasulullah SAW bersabda: "Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll.) (HR. Ath-Thabrani dan Baihaqi).

Dari Az-Zubair bin Al-Awwam, Rasulullah SAW bersabda: "Seseorang yang membawa tali temali lalu kembali dengan membawa seikat kayu bakar di punggungnya, kemudian menjualnya seraya menjaga kehormatan diri adalah lebih baik ketimbang meminta-minta kepada orang lain, baik diberi ataupun tidak" (HR. Bukhari dan Muslim).


Rasulullah SAW bersabda: "Seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak" (HR. Bukhari dan Muslim).


Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah mencintai orang yang kaya, penyantun, dan menjaga kehormatan diri. Dia membenci orang yang perkataannya keji, durhaka, dan meminta-minta dengan cara memaksa" (HR. Al-Bazzar).

Rasulullah SAW bersabda: "Pengangguran itu menyebabkan hati keras (keji dan membeku) (HR. Asy-Syihaab).

Riwayat/sejarah : Pada masa Rasulullah ada seseorang yang datang kepadanya meminta sedekah untuk diri dan keluarga yang menjadi tanggungannya. Rasulullah tidak langsung memberinya, tapi beliau bertanya: "Apakah saudara masih mempunyai sesuatu di rumah ?". "Ada tempat air untuk minum keluarga dan beberapa lembar selimut tebal untuk menahan dingin" jawabnya. Rasulullah memerintahkan orang tersebut untuk membawa barang-barangnya, kemudian beliau melelangnya. Hasil penjualannya dua dirham, satu dirham dibelanjakan makanan untuk keluarganya dan satu dirham lagi digunakan untuk membeli kapak. Rasulullah sendiri membuatkan gagang kapak dari kayu, dan bersabda: "Pergilah mencari kayu dan jangan menampakkan wajahmu kepadaku kecuali sesudah lima belas hari". Sesudah lima belas hari, lelaki itu datang menghadap Rasulullah dengan membawa uang sebesar lima belas dirham, sisa yang telah dibelanjakan untuk kebutuhan hidup keluarganya. Jika pada saat meminta sedekah wajahnya suram dan tidak berpengharapan, kini dia menghadap dengan wajah yang cerah dan penuh percaya diri. Melihat hal ini Rasulullah tersenyum, kemudian beliau bersabda: "Ini lebih baik bagimu dari pada kamu kelak datang pada hari kiamat dan bayangan meminta-minta tergambar pada wajahmu".

Jumat, 22 Januari 2010

PERMUSUHAN TERHADAP ORANG ISLAM


Allah berfirman, artinya: "Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji" (QS. Al-Buruuj: 8).

Allah berfirman, artinya: "Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari (kalangan) orang-orang berdosa. Dan cukuplah Rabb mu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong" (QS. Al-Furqaan: 31).


Allah berfirman, artinya: "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dipersiapkan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan) (QS. Al-Anfaal: 60).


CATATAN: Dari fakta sejarah dan sebagaimana tertulis dalam Al-Qur'an maka akan selalu ada orang-orang yang tidak senang terhadap umat islam. Sejarah mencatat begitu banyak tragedi kemanusiaan yang menyebabkan umat islam terbantai/terbunuh. Sebagai contoh kita tahu tragedi kemanusiaan yang menimbulkan banyak korban umat islam seperti yang terjadi di Bosnia, Palestina, Pattaya (Thailand) dll. Dalam skala lokal kita mengalami tragedi Tanjung Priok, Ambon, Poso dll. Semua tragedi ini adalah ketentuan/sunatullah sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam surat Al-Buruuj : 8 dan surat Al-Furqaan: 31. Bagi orang-orang yang berusaha menegakkan ajaran Allah dan mengikuti ajaran Rasulullah SAW, maka akan banyak menghadapi rintangan dan musuh yang menghadang. Masalahnya bagaimana kita bersikap ? Allah telah memberi petunjuk sebagaimana firman-Nya dalam Qs Al-Anfaal: 60. Kita harus punya kekuatan dan siap membela sesama muslim yang teraniaya. Kekuatan yang kita butuhkan meliputi bidang ekonomi, iptek, budaya dan pertahanan dan keamanan (HANKAM). Yang tak kalah pentingnya ialah kita mesti bersatu, jangan ibarat buih dipermukaan air.

Jumat, 15 Januari 2010

PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW


PENGANTAR :
Tidak bermaksud tendensius dan bukan sebagai bahan polemik, tulisan ini saya kemukakan sebagai fakta sejarah buat kita ketahui dan jadi renungan bersama. Ulasan sejarah ini saya edit dari Sejarah Perang Salib yang di muat majalah Hidayatullah edisi 8/XVII/Des 2004. Sebagaimana biasa pada akhir tulisan saya buatkan catatan, selamat membaca !.

ULASAN SEJARAH :
Kisah ini berawal pada Perang Salib III (1187 - 1191). Pada masa itu kekhalifahan islam terpecah menjadi dua, yaitu Dinasti Fathimiyah di Kairo (bermazhab Syi'ah) dan Dinasti Seljuk (bermazhab Sunni). Kondisi ini membuat Shalahuddin Al-Ayyubi, panglima perang Dinasti Fathimiyah, merasa prihatin. Menurutnya islam harus bersatu untuk melawan Eropa - Kristen yang juga bahu - membahu. Melalui serangkaian lobi, akhirnya Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil menyatukan kedua kubu dengan damai. Kenyataan lain yang dihadapi pada waktu itu adalah perilaku kaum muslimin yang tampak "loyo" dan tidak punya semangat jihad. Mereka dihinggapi penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Spirit perjuangan yang pernah dimiliki tokoh - tokoh terdahulu tidak lagi membekas dihati.

Shalahuddin lantas menggagas sebuah festival yang diberi nama peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Tujuan peringatan Maulid ini untuk menumbuhkan dan membangkitkan spirit perjuangan. Dalam festival ini dikaji habis - habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai - nilai jihad.
Festival ini berlangsung dua bulan berturut - turut dan hasilnya luar biasa. Banyak pemuda muslim yang mendaftar untuk berjihad membebaskan Palestina. Mereka siap mengikuti pendidikan kemiliteran. Shalahuddin berhasil menghimpun pasukan yang terdiri para pemuda dari berbagai negeri islam. Sejarah telah mencatat bahwa pasukan ini berhasil mengalahkan pasukan salib di Hittin (dekat Acre yang kini dikuasai Israel) pada 4 juli 1187. Pasukan kristen bahkan akhirnya terdesak dan terkurung di Baitul Maqdis.

CATATAN :
Terlepas dari pro dan kontra tentang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, marilah kita petik hikmah dari sejarah Shalahuddin Al-Ayyubi yang menggagas peringatan maulid pada waktu itu. Guna untuk tujuan konsolidasi, merapatkan barisan sesama umat islam dan menangkal serangan musuh maka diadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Bagaimana relevansinya dengan keadaan kita sekarang ini ?. Musuh islam tidak hanya terang-terangan menyerang secara fisik, sebagaimana terjadi di Iraq dan Afghanistan, tapi juga menyerang/menyusup dalam bidang kebudayaan, ekonomi dan iptek. Dalam bidang kebudayaan bisa kita saksikan dari budaya pornografi, individualis dsb. Ironisnya hal ini banyak ditiru oleh orang-orang kita yang nota bene orang islam. Pola-pola pikir yang tidak islami dengan gampangnya dipertontonkan dihadapan kita, malah banyak didukung oleh orang-orang islam liberal. Dalam bidang iptek dan ekonomi, kita semua sudah tahu siapa yang mendominasi. Kita sebagai orang islam hanya bisa menjadi konsumennya. Mengingat hal ini semua, alangkah baiknya tiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW digunakan sebagai ajang konsolidasi dan merapatkan barisan sesama umat islam. Bukankah kita telah mencanangkan bahwa abad ke 15 H sebagai abad kebangkitan islam ? Mari jadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momen ajang renungan dan evaluasi terhadap niat kita untuk mencapai kejayaan islam kembali. Jadikan momen ini untuk memberi pencerahan bagi kita semua sehingga tidak ada peluang buat aliran sesat atau anggapan bahwa islam adalah agama kekerasan (teror).


DIALOG ABU HURAIRAH KETIKA DI PASAR

Suatu hari Abu Hurairah melewati pasar Madinah. Saat itu suasana pasar sedang ramai. Para penjual menjajakan dagangannya dan para pembeli berlalu lalang mencari barang yang diinginkannya. Abu Hurairah tersenyum melihat kesibukan mereka, lalu menghampiri sekelompok orang dan berkata: "Alangkah sibuknya kalian wahai penduduk Madinah".
Beberapa orang yang mengenal dan mendengar sapaan Abu Hurairah menimpali: "Bagaimana pendapat anda tentang kesibukan kami ini, wahai Abu Hurairah ?".
"Sayang sekali kalian ramai-ramai berada di sini, padahal Rasulullah SAW sekarang sedang membagikan harta yang paling berharga. Mengapa kalian tidak ingin ikut mengambilnya?" tanya Abu Hurairah.
"Dimana, wahai Abu Hurairah" tanya salah seorang dari mereka.
"Di sana. Di masjid" jawab Abu Hurairah sambil menunjuk ke satu arah.
Mereka yang mendengar ucapan Abu Hurairah segera pergi ke masjid, sedangkan Abu Hurairah sendiri tetap berdiri di tempaynya. Setelah beberapa saat, orang-orang itu kembali ke pasar menemui Abu Hurairah. Nampakkekecewaan di wajah mereka.
"Wahai Abu Hurairah, kami datang ke masjid. Kami masuk ke dalam, tapi tidak melihat ada yang membagikan sesuatu" ujar mereka
"Apakah kalian tidak melihat orang banyak ?" tanya Abu Hurairah.
"Ya, kami melihat banyak orang. Ada yang sedang shalat, ada juga yang membaca al-Qur'an".
"Apakah kalian tidak melihat sekerumunan orang yang sedang mengelilingi Rasulullah SAW ?" tanya Abu Hurairah.
"Ya, kami melihat mereka"
"Orang-orang itu sedang duduk mengitari Rasulullah SAW yang sedang membagikan harta yang tak ternilai harganya. Rasulullah SAW membagikan ilmunya kepada mereka. Bukankah ilmu adalah harta yang sangat mahal." ujar Abu Hurairah.
Orang - orang itu hanya bisa terdiam mendengar pemaparan Abu Hurairah. Mereka tidak marah, karena apa yang di ucapkan Abu Hurairah adalah benar.

Sumber : SABILI, No. 22, 2003.

TIGA MACAM PENYAKIT UMAT ISLAM

Menurut KH. Zainuddin MZ saat tabligh akbar di masjid Ni'matul Itihad, Pondok Pinang, Jaksel, umat islam zaman sekarang banyak dihinggapi 3 macam penyakit yang berbahaya. Ke 3 macam penyakit itu adalah KUDIS, KUTIL dan KURAP.

Penyakit pertama KUDIS (kurang disiplin). Umat islam sekarang kurang disiplin seperti waktu shalat, puasa, zakat atau disiplin akidah.

Penyakit kedua KUTIL (kurang teliti), masih banyak umat islam sekarang yang masih suka ikut-ikutan tanpa tahu ilmunya, padahal ibadah yang tanpa didasari ilmu tidak akan diterima.

Penyakit ketiga KURAP (kurang rapi). Umat islam kadang kurang rapi dalam menampilkan Islam sebagai rahmatan lilalamin, sehingga citra islam menjadi buruk dan negatif. "Kebenaran yang tidak rapi bisa dihancurkan oleh kebatilan yang ditata secara rapi".

Ketiga macam penyakit ini sumbernya dari KUMAN (kurang iman). Umat islam sekarang banyak yang tidak disiplin dalam aqidah, tidak rapi dan tidak teliti dalam meyakini al-Qur'an dan Hadist.




PANDANGAN ISLAM TERHADAP PELAKU BUNUH DIRI

Akhir-akhir ini sering kita baca di koran atau lihat di TV tentang pelaku bunuh diri. Pelakunya merasa putus asa terhadap segala kesulitan dan kesusahan yang menimpanya. Hidup seolah menanggung beban yang berat, seakan Allah menjauh darinya, sehingga jalan yang diambil pun merupakan jalan pintas dengan melakukan bunuh diri. Bagaimana pandangan islam terhadap pelaku bunuh diri ?

Dalam suatu hadist dari Abi Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang membunuh diri dengan besi, maka di dalam neraka nanti dia akan memegang besi itu lalu menusuk-nusukannya ke perutnya sendiri dan dia kekal abadi di dalamnya. Dan barang siapa yang membunuh diri dengan meminum racun, maka di dalam neraka dia akan meneguknya terus dan dia kekal abadi di dalamnya. dan barang siapa yang bunuh diri dengan membuang dirinya dari gunung, di dalam neraka nanti dia akan menjatuhkan dirinya terus dan dia kekal abadi di dalamnya". (HR. Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Bagi seorang mukmin, segala macam cobaan dan ujian yang menimpanya akan dipandang sebagai jalan kebaikan. Semuanya akan dipandang sebagai wujud cinta dan kasih sayang Allah terhadapnya, meski terasa pahit untuk dirasakannya. Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu. Segala urusannya (dipandangnya) baik. Jika mendapat kegembiraan ia bersyukur, dan itu adalah kebaikan baginya. Dan jika mendapat musibah ia pun bersabar, dan itu juga adalah sebuah kebaikan baginya. Dan ini hanya terjadi pada seorang mukmin." (HR. Muslim dan Ahmad).

Dalam kitab At-Ta'rifaat, Imam Ali bin Muhammad bin Ali Al-Jurjaaniy mendefinisikan al-qatl (pembunuhan) sebagai sebuah tindakan dan perbuatan yang berakhir dengan hilangnya nyawa. Bunuh diri adalah tindakan seseorang yang dengan sengaja untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

'Aidh Al-Qarni dalam bukunya Laa Tahzan (jangan bersedih) mengisyaratkan adanya beberapa kondisi yang menyebabkan orang melakukan bunuh diri. Pertama: Depresi. Depresi merupakan jenis penyakit kejiwaan yang bila tidak segera diatasi bisa menyebabkan pelakunya bunuh diri. Kedua: Lemahnya keimanan. Orang yang lemah imannya/kurang kedekatan dengan Allah akan berprasangka tentang takdir dan "pengaturan" Allah SWT. Dia lupa ketika masalah datang padanya, merasa tidak yakin bahwa sebesar dan seberat apapun masalahnya tetap datangnya dari Allah. Allah adalah Maha Kuasa dan Maha Mampu meringankan atau bahkan melenyapkan persoalan yang dihadapi. Segala sesuatu itu ada dan akan terjadi sesuai dengan ketentuan qadha (keputusan) dan qadar (ukuran/ketentuan) Allah.

Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang membunuh diri dengan alat tertentu, maka Allah akan mengadzabnya dengan alat itu pada hari kiamat" (HR. Muslim). Sesungguhnya nyawa dan seluruh jiwa raga adalah milik Allah. Nyawa dan jiwaraga ini telah diamanatkan kepada masing-masing manusia. Kita tidak boleh menjualnya/memisahkannya karena bukan milik kita, kecuali atas kehendakNya.

Yusuf Al-Quradhawi menjelaskan: "Barang siapa bunuh diri dengan cara apapun, berarti dia telah melakukan suatu pembunuhan yang diharamkan Allah. Kehidupan manusia bukan menjadi hak milik pribadinya, sebab dia tidak dapat membuat dirinya, anggotanya, ataupun sel-selnya". Allah SWT telah berfirman: "Dan janganlah kamu membunuh diri, diri kamu; karena sesungguhnya Allah Maha Belas Kasih kepadamu" (An-Nisaa': 29).

Islam mengajarkan pada setiap muslim untuk selalu optimis dalam menghadapi musibah. Setiap muslim harus berjuang, bukan untuk tinggal diam. Iman dan akhlak seorang muslim tidak akan lari dari arena kehidupan.

Rasulullah SAW bersabda: "Sebelum kamu, pernah ada seorang laki-laki luka, kemudian marah sambil mengambil sebilah pisau dan dipotongnya tangannya, darahnya terus mengalir sehingga dia mati. Maka berkatalah Allah: "Hamba-Ku ini mau mendahulukan dirinya dari (takdir)-Ku. Oleh karena itu Kuharamkan syurga atasnya". (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika kita dihimpit seatu persoalan hendaknya kita bermunajah/ber do'a kepada Allah untuk meminta ampunanNya. Yakinlah pada saatnya nanti pertolongan dan bantuan serta kemudahan dari Allah pasti datang. Allah telah berfirman: "Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepadaNya" (An-Naml: 62)

Musibah dan ujian pasti datang pada setiap orang. Yakinlah Allah akan menguji keimanan seseorang sesuai dengan kadar kemampuannya. Apakah nantinya dengan cobaan ini diri kita akan menjauh kepada Allah, putus asa, atau sebaliknya membuat kita semakin dekat dan cinta serta semakin banyak menyebut nama Allah.

Semoga kita termasuk golongan orang yang sabar dalam menjalani hidup ini, dan Allah tidak menimpakan cobaan yang berat yang sekiranya kita sendiri tidak mampu mengatasinya. Amin

PEMIMPIN DAN HAKIM HARUS ADIL

PEMIMPIN DAN HAKIM HARUS ADIL
Allah SWT telah berfirman: "Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa". (Al-Maidah: 8).

Aisyah RA meriwayatkan, suku Quraisy pernah kasak-kusuk tentang wanita Makhzumiyah yang melakukan pencurian. Mereka saling bertanya: "Siapakah yang akan membujuk Rasulullah SAW dalam perkara ini (agar membebaskannya dari hukum potong tangan) ?". Di antara mereka menjawab: "Siapa lagi kalau bukan Usamah, kesayangan Nabi SAW ?". Ketika Usamah datang membujuk beliau, Rasulullah menjawab: "Apakah engkau meminta syafaat (pengangkatan hukuman) dalam hukum yang telah ditentukan Allah SWT ?". Kemudian beliau berdiri lalu berkhutbah: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian hancur karena mereka tidak menghukum orang-orang kaya yang melakukan pencurian dan menegakkan hukuman itu bila yang mencuri adalah rakyat biasa. Sungguh, jika saja Fathimah binti Muhammad yang mencuri, aku akan memotong tangannya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dilain kesempatan Rasulullah SAW bersabda: "Hakim itu terbagi ke tiga kelompok, satu orang akan dimasukan ke surga dan dua orang akan dimasukan ke neraka. Adapun yang masuk surga adalah hakim yang mengetahui kebenaran (keadilan) dan memutuskan hukuman berdasarkan kebenaran tersebut (adil). Sedangkan hakim yang mengetahui kebenaran dan menyimpang darinya dalam memutuskan hukuman maka akan dimasukan ke neraka. Dan juga hakim yang memutuskan perkara di antara manusia berdasarkan kebodohannya, maka akan di masukan ke neraka" (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan Al-Hakim)

Mukhzamiyah merupakan salah satu dari suku Quraisy yang dihormati/terpandang. Dalam pandangan pembesar Quraisy pada waktu itu, pencurian yang dilakukan oleh salah seorang wanitanya, dalam kisah lain wanita tersebut menolak mengembalikan barang pinjamannya, dapat mencoreng nama besarnya. Demi menjaga kehormatannya, mereka minta bernegosiasi kepada Rasulullah SAW agar kasus tersebut di peti es kan. Namun apa yang terjadi ? Rasulullah SAW gusar sehingga terucap kata-kata yang terkenal: "Jika saja Fathimah binti Muhammad yang mencuri, aku akan memotong tangannya".

Penegakan hukum merupakan suatu keharusan dalam hidup bermasyarakat. Kehidupan akan terasa damai dan aman jika hukum ditegakan sebagaimana mestinya. Tidak ada yang dilebihkan/dikurangi atau di istimewakan karena jabatan, kekeluargaan maupun kekayaannya. Pada saat Daulah Islamiyah di tegakkan, terutama pada masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya (Khulafaur Rasyidin), hukum menjadi salah satu pilar dalam pemerintahannya. Keadilan ditegakkan, hukum di jalankan dan perlindungan hak sangat dihormati.

Sebagai manusia, Rasulullah SAW dapat juga terpengaruh oleh kata-kata, terpesona oleh retorika bahasa. Rasulullah bersabda: "Sungguh kalian akan meminta keputusan dariku terhadap permasalahan kalian, dan sesungguhnya aku juga manusia biasa yang dapat terpengaruh oleh retorika kalian dan memutuskan hukuman sesuai apa yang aku dengar. Maka barangsiapa aku putuskan untuknya atas haq saudaranya maka janganlah menerimanya, karena sesungguhnya itu bagian dari api neraka" (HR. BUkhari dan Muslim). Namun demikian, Rasulullah SAW senantiasa mendapat bimbingan langsung dari Allah SWT dalam tindakan dan kata-kata nya. Allah SWT telah berfirman: "Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya" (An_Najm: 3-4).

Nashir bin 'Uqail dalam bukunya AL-QADHAUFII 'AHDI UMAR BIN KHATHTHAB menjelaskan bahwa salah satu aplikasi dan wujud nyata takrim (memuliakan) yang dilakukan Rasulullah SAW adalah memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat, menjaga dan memelihara hak-hak mereka serta menjadikan hukum dan keadilan sebagai asas utama kehidupan.

Pada zaman sekarang, keindahan kata-kata dan kekuatan retorika dapat membalikan keadaan. Orang yang bersalah bisa menjadi pemenang dan yang benar bisa menjadi pecundang. Karena jabatan, kekeluargaan dan kekayaan, hukum dapat di perjualbelikan. Tentu kita semua sudah tahu tentang hal ini.

Syaikh As Sa'diy dalam tafsirnya TAYSIIRUL KARIIMUR RAHMAAN menggariskan bahwa keadilan adalah suatu sikap yang aksiomatik dari keimanan yang dimiliki. Keadilan yang sempurna merupakan cermin dari kesempurnaan iman. Rasulullah SAW sendiri menegaskan bahwa keadilan bagi seorang imam (pemimpin) adalah anak tangga untuk mencapai keberuntungan di akhirat. Beliau SAW bersabda: "Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan perlindungan Allah pada hari tiada perlindungan kecuali dariNya: Imam yang adil...." (HR. Bukhari).

Dalam format yang kecil, kita semua adalah pemimpin; pemimpin dalam rumah tangga. Mulailah kita berlaku adil terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat. Semoga Allah SWT meridhoi dan selalu melindungi kehidupan kita, menunjukkan jalan yang lurus yaitu jalan yang diridhoi Nya. Amin


Diperbarui 2 minggu yang lalu · ·

Renungan harian

[tropicalsunset.jpg]
Rasulullah SAW bersabda: Orang cerdas adalah mereka yang mampu mengendalikan nafsunya dan beramal (berbuat) untuk masa sesudah mati, sedang orang yang lemah ialah mereka yang mengikuti nafsunya dan berangan-angan kepada Allah" (HR. Imam Ahmad).


Uraian:
Dari hadist diatas kita dianjurkan untuk dapat mengendalikan hawa nafsu dan berbuat kebaikan/beramal buat bekal akhirat serta tidak berangan-angan/berandai-andai kepada Allah. Termasuk mengendalikan hawa nafsu yang dimaksud ialah kita harus bersabar, tidak menuruti emosi/kemarahan, tidak tamak/serakah dsb. Adapun yang dimaksud dengan berangan-angan kepada Allah ialah kebiasaan menggantungkan harapan, baik disadari atau tidak, terhadap ketentuan/sunatullah. Semisal ucapan/ungkapan : "Andaikan hari ini tidak hujan" padahal sedang turun hujan. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang cerdas dan bukan termasuk golongan orang yang lemah. Amin.

Catatan :
Semua yang saya tulis berdasarkan pengetahuan/pemahaman saya. Terkadang uraian/catatan yang saya buat merupakan inti masalah/kesimpulan dari suatu tulisan/makalah. Saya mengambil referensi dari situs salaf, as-sunnah atau buku-buku dan majalah (semisal Hidayatullah) yang saya miliki. Bukan maksud saya untuk mengajari/memaksakan faham atau pengetahuan yang saya miliki, tapi semua ini saya maksudkan buat ajang silaturakhmi kita bersama. Jika ada yang tidak berkenan/tidak sefaham, silahkan tambahkan/beri komentar atas argumentasi saya ini. Wassalam.

Kamis, 14 Januari 2010

SILATURAHMI


SILATURAKHMI


Allah SWT berfirman: "...Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi..." (QS. An-Nisaa: 1).

Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi" (HR. Muslim).

Rasulullah SAW bersabda: "Hai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, hubungkanlah silaturahmi, dirikanlah shalat di waktu malam ketika manusia sedang tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan keselamatan" (HR. At-Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Ya Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai karib kerabat. Aku senantiasa menghubungkan silaturahmi kepada mereka, namun mereka memutuskannya. Aku senantiasa berbuat baik kepada mereka, namun mereka berbuat jahat kepadaku. Dan aku senantiasa berbuat santun kepada mereka, namun mereka berbuat jahil kepadaku. Bagaimana ini ?" Nabi menjawab: "Jika benar telah berbuat sebagaimana yang engkau katakan, seolah-olah kamu telah menyebabkan mereka menjadi bosan. Tetapi Allah senantiasa akan menolongmu atas (kejahatan) mereka selama kamu tetap berbuat demikian". (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah kepada orang miskin hanya sedekah, sementara terhadap keluarga dua pahala, yaitu pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan (silaturahmi). (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Cari tahulah nasab-nasab kalian yang dapat menjalin kembali hubungan kekeluargaan kalian. Maka sesungguhnya silaturahmi dapat membuat cinta dalam keluarga, mendatangkan rezeki, dan menambah umur" (HR. At-Tirmidzi).

Rasulullah SAW bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hatinya, dan yang terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa/bersilaturahmi)". (HR. Bukhari).

Dari Abu Hurairah, Seseorang datang menghadap Rasulullah dan berkata: "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya saya memiliki kerabat yang saya silaturahimi, tetapi mereka memutus hubungan dengan saya. Saya berusaha untuk terus menjalin hubungan dengan mereka, namun mereka berbuat jahat dengan saya...". Kemudian Rasulullah bersabda: "Jika kondisimu seperti yang kau katakan, maka engkau bagai memberi mereka makanan dari tanah panas (atas dosa mereka). Dan masih ada Allah yang menjadi penolongmu (dari derita dan beban) atas mereka selama engkau dalam kondisi (istiqomah) seperti itu". (HR. Muslim).

CATATAN :

Islam sangat menekankan pentingnya silaturahmi. Dengan silaturahmi banyak hal yang dapat dipetik dan berbagai kesalahpahaman bisa diluruskan. Media untuk silaturahmi itu banyak, diantaranya menghadiri undangan (hajatan atau dakwah/taklim), menyambangi (saudara, kerabat atau relasi bisnis) dsb. Bahkan menghadiri shalat berjamaah di masjid bisa dijadikan media buat silaturahmi. Hendaknya kita bersilaturahmi dilakukan dengan ikhlas, tidak didasari riya' atau untuk mendapat pujian di depan orang banyak.

Dari uraian hadist diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa silaturahmi sebaiknya (diutamakan) dilakukan terhadap kerabat terdekat, sering menghubungi orang shaleh (bertaqwa), kita dituntut untuk berlaku sabar dan silaturahmi itu hendaknya didasari untuk mengajak kepada kebaikan (ketaatan) dan menghentikan kemunkaran.

PUSTAKA :
1. Shaleh, Q, 2006: Ayat-ayat larangan dan perintah dalam Al-Qur'an, Pedoman menuju akhlak muslim. CV. Dipenogoro. Hal: 567, 746.
2. Hidayatullah, ed. 6/x1x Okt. 2006. Hal: 16.


Minggu, 10 Januari 2010

Rasulullah SAW bersabda: "Saling berjabat tanganlah kalian, niscaya akan hilang kedengkian. Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai dan hilang (dari kalian) kebencian" (HR. Imam Malik). CATATAN: Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak saling bermusuhan dan berbuat kebaikan semisal dengan memb...eri hadiah. Memberi salam dan senyuman termasuk sedekah.


Seroja Fenomena
Seroja Fenomena
Nice Comment on Rasul~SAW
8 jam yang lalu ·
Wyani Widdie
Wyani Widdie
Tp tak bs kt pungkiri , bhw kt mns dgn sgala keterbatasannya. Misal , kt tak bs tersenyum dgn org yg tlh buat ht kt marah , walo kt th senyum jg mrpkan SodaQoh .
8 jam yang lalu ·
Kiki Nurrezeki
Kiki Nurrezeki
Insya Allah. Mangga atuh pami bade masihan hadiah ka abdi mah moal ditolak hehehe...., hatur nuhun wae sateuacanna, Alhamdullillah.
8 jam yang lalu ·
Agus Massaid
Agus Massaid
No man like him..(rosulullah)
8 jam yang lalu ·
Didin Saripudin
Didin Saripudin
mudah2n dgn menebarkan salam & memberikan nasihat yg baik Alloh Ta'ala..meleburkan dosa sesamanya.. amiin..
7 jam yang lalu ·
Netty Suheri Yanuar-Saib
Netty Suheri Yanuar-Saib
mudah2an banyak yg melakukan ini....... biar timbul ksh syg n hlang kedengkian trutama kt ssama Muslim....... Amiiiinn.
7 jam yang lalu ·
Peristiwati Djuarsa
Peristiwati Djuarsa
Kutunggu jabat tangan n hadiahnya mas...hehe
7 jam yang lalu ·
Adi 'Zoe'
Adi 'Zoe'
betul pak, makanya jika islam di identikan dgn terorisme mesti belajar islam lg tuh org, dan jgn melihat oknum 2 pelaku teror yg mengatas namakan islam. mereka hanya ingin membuat image islam adalah agama kekerasan. padahal sebaliknya.
6 jam yang lalu ·
Ricco Akbar
Ricco Akbar
RasulAllah mengajarkan kita untuk selalu menjaga silaturahmi, tapi hati-hatilah, jaman sekarang sudah bukan merupakan rahasia umum bahwa suatu hadiah berkaitan dgn kekuasaan perijinan ("ada UDANG dibalik BATU").
6 jam yang lalu ·

PENGALAMAN KETIKA AKU BERHAJI (Bag. 3)


PENGALAMAN KETIKA AKU BERHAJI (Bag. 3)

Saya termasuk rombongan/kloter yang berasal dari Bandung/Jawa Barat. Pada tahun 2008, ketika berada di Mina, kebutuhan makan disediakan dengan sistim prasmanan. Jatah makan pertama tidak ada masalah, tapi berikutnya masih ada orang yang tidak tertib. Bagi yang "nakal"/tidak tertib, pada saat-saat jam makan suka keliling kelain tempat. Ternyata di kloter DKI menunya yahud-yahud, beritanya sih karena ada subsidi dari gubernurnya. Untuk mensiasatinya dicarilah teman yang berasal dari kloter DKI, tapi ada juga yang nekad langsung nyelonong. Giliran antri makan barenglah dengan teman yang berasal dari DKI. Ternyata untuk urusan makan masih ada orang yang suka pilih-pilih. Kalau saya sih alhamdulillah tidak termasuk kelompok orang-orang "nakal". Kita nikmati aja apa yang menjadi jatah/bagian kita. Makanannya enak dan memenuhi syarat gizi kok.

Kamis, 07 Januari 2010

IDOLA, KULTUS INDIVIDU DAN SYIRIK


IDOLA, KULTUS INDIVIDU DAN SYIRIK


Sekarang ini banyak remaja-remaja yang mengidolakan selebritis, negarawan bahkan ulama-ulama tertentu sehingga sampai dikultuskan. Jangan sampai kita terperangkap jahiliyah, dimana idola-idola itu dinomor satukan. Bukankah Rasulullah SAW diutus untuk memurnikan aqidah umatnya ?. Kekaguman kita, termasuk do'a-do'a kita harus langsung di panjatkan kepada Allah, tanpa perantara.

Zaman jahiliyah dulu, orang-orang Arab bukannya bodoh dalam arti harfiyah. Mereka sudah terbiasa melakukan shalat, puasa bahkan haji menurut syariat sebelum Muhammad diutus menjadi rasul. Tetapi kebiasaan mereka mengidolakan dan mengkultuskan orang-orang ternama dan shaleh , lantas dibuatkan patung buat perantara do'a-do'a dan sembahan mereka. Mereka merasa yakin orang-orang yang diidolakan itu bisa membantu dan memberi syafaat kelak di akhirat. Jahiliyah di zaman modern ini bukan hanya sekedar patung/kuburan yang jadi idola, tapi bisa jadi berbentuk foto/foster. Masih banyak kaum muslimin yang minta do'a-do'a pada kuburan yang dikeramatkan, mengkultuskan orang ternama atau shaleh buat jadi idolanya.

Semua bentuk pengidolaan dan pengkultusan termasuk perbuatan syirik. Allah telah berfirman: "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah" (QS. Al-Baqarah: 165). Dalam surat Al-An'am (151) Allah berfirman: "Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia". Dalam suatu Hadist, Abdullah bin Mas'ud RA bertanya kepada Rasulullah SAW: "Apakah dosa yang paling besar menurut Allah ?". Rasulullah SAW bersabda: "Yaitu jika engkau membuat tandingan bagi Allah (dalam beribadah), padahal Dia-lah yang menciptakanmu", (HR. Muslim).

Kecintaan kita yang utama tetap kepada Allah SWT. Dia-lah Yang Maha Segala, tidak ada sekutu bagi-Nya. Kecintaan kita yang berikutnya adalah kepada Rasulullah SAW. Beliau sangat cinta terhadap umatnya, sehingga kita-kita yang sesudah Beliau SAW meninggal dipanggilnya "kekasih". Kita sering dianjurkan untuk bersyalawat kepada Beliau dan keluarganya. Harus diingat, hanya Rasulullah SAW yang kelak bisa memberi syafaat di akhirat. Rasulullah SAW sendiri memberi syafaat atas izin Allah SWT. Kecintaan kita terhadap Rasulullah SAW jangan sampai mengalahkan kecintaan kita terhadap Allah SWT. Allah SWT telah berfirman: "Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah...". (QS. Al-Baqarah: 165). Orang-orang beriman/mukmin tidak akan mencintai sesuatu sebagaimana cinta mereka kepada Allah. Mereka tidak mencintai orang, jabatan, lembaga atau nilai keduniawian sebagaimana mereka mencintai Allah.

Dalam berkeluarga, kecintaan kita yang berikutnya adalah terhadap kedua orang tua, terutama ibu kita. Jikalau beliau masih hidup seringlah melayat dan minta do'a restunya, mohon maaf jika ada kesalahan dsb. Jikalau orang tua sudah meninggal, kewajiban anaknya lah untuk mendo'a kan mereka. Tetapi harus diingat, kecintaan terhadap orang tua jangan sampai rumah tangga kita terbengkalai. Kita juga harus mencintai/menghormati guru-guru di sekolah ataupun di tempat pengajian/tausyiah. Hormatilah mereka sebagai orang yang berilmu.

KH. Qomaruddin shaleh dkk dalam buku AYAT AYAT LARANGAN DAN PERINTAH DALAM AL-QUR'AN, Pedoman menuju akhlak muslim, menjelaskan makna syirik. Syirik secara bahasa adalah bentuk musdar (infinitif) dari kata syarika, yasyraku, syirkan yang memiliki arti menjadi sekutu baginya, memberikan bagian untuknya baik sedikit ataupun banyak kepada zat atau makna. Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik. Sementara itu kata musyrikin merupakan bentuk jamak dari pada kata musyrik yang artinya kaum/orang-orang yang melakukan perbuatan syirik. Pengertian sekutu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 2 adalah peserta, rekanan atau kawan yang ikut berserikat. Menyekutukan berarti menjadikan atau menganggap sesuatu sebagai sekutu. Berdasarkan pengertian ini, maka menyekutukan Allah berarti menjadikan atau menganggap sesuatu selain allah sebagai peserta atau rekanan yang berkedudukan sama (sebagai Tuhan).

Menurut syariat, syirik adalah menyekutukan Allah dengan perkara yang merupakan Hak Allah. Syirik mempunyai tiga bentuk :
1. Syirik dalam Rubbubiyyah yaitu meyakini adanya sesuatu selain Allah yang memiliki sifat-sifat yang termasuk hak khusus bagi Allah dalam masalah Rubbubiyyah (ketuhanan). Contohnya: Hak Menciptakan, Menghidupkan, Mematikan, Memberi Rezeki atau Mengatur alam semesta.
2. Syirik dalam Uluhiyyah yatu meyakini adanya sesuatu selain Allah yang memiliki sifat-sifat yang termasuk hak khusus bagi Allah dalam masalah Uluhiyyah (hak untuk diibadahi). Contohnya: Berdo'a, shalat, menyembelih, nazar, cinta, takut atau harap. Seluruhnya mutlak hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT.
3. Syirik dalam asma dan shifat yaitu menyamakan Allah dengan makhluk atau sebaliknya dalam masalah dan sifat-sifat-Nya. Contohnya: menyamakan Dzat Allah dengan zat makhluk, menggelari makhluk dengan Sifat-sifat khusus bagi Allah seperti: Sifat Maha Mengetahui yang gaib, Maha Bijaksana, Maha Kaya dll.

Bagaimana mungkin manusia berbuat syirik dengan mengadakan tandingan bagi Allah, sedangkan makhluk-makhluk Allah yang lebih besar seperti matahari, bulan dan seluruhnya menyembah kepada Allah. Allah berfirman: "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba". (QS. Maryam: 93).

Dalam suatu hadist, dari Abi Musa Al-Asy'ari diterangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Wahai umat manusia, takutlah kalian terhadap perbuatan syirik. Sebab syirik itu lebih kecil lagi lebih lembut daripada langkah perjalanan semut". Lalu ada seorang sahabat yang bertanya: "Ya Rasulullah, bagaimana cara memelihara diri dari syirik yang sangat tidak kelihatan itu ?" Rasulullah menjawab: "Biasakanlah membaca do'a: ALLAHUMMA INNA NA'UDZUBIKA MIN AN NUSYRIKA BIKA SYAI-AN NA'LAMUHU..." (HR. Imam Ahmad dan Thabrani)

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan sesuatu terhadap-Mu yang aku mengetahuinya, dan aku memohon ampunan kepada-Mu dari perbuatan syirik yang aku tidak mengetahuinya". (HR. Imam Ahmad dan Thabrani).





IDOLA, KULTUS INDIVIDU DAN SYIRIK


IDOLA, KULTUS INDIVIDU DAN SYIRIK


Sekarang ini banyak remaja-remaja yang mengidolakan selebritis, negarawan atau bahkan ulama-ulama tertentu sehingga sampai dikultuskan. Jangan sampai kita terperangkap jahiliyah, dimana idola-idola itu dinomor satukan. Bukankan Rasulullah SAW diutus untuk memurnikan aqidah umatnya ?. Kekaguman kita, termasuk do'a-do'a kita harus langsung dipanjatkan kepada Allah, tanpa perantara.

Zaman jahiliyah dulu, orang-orang Arab bukannya bodoh dalam arti harfiyah. Mereka sudah terbiasa melakukan shalat, puasa dan haji menurut syariat sebelum Muhammad diutus menjadi rasul. Tetapi kebiasaan mereka mengidolakan dan mengkultuskan orang-orang ternama dan shaleh, lantas dibuatkan patung buat perantara do'a-do'a mereka. Mereka merasa yakin bahwa orang-orang yang diidolakan itu bisa membantu dan memberi syafaat kelak di akhirat. Zaman jahiliyah modern bukan hanya patung/kuburan yang jadi idola, tapi bisa jadi berbentuk foto/poster. Masih banyak kaum muslimin yang minta-minta do'a pada kuburan yang dikeramatkan, mengkultuskan orang ternama/shaleh buat jadi idolanya.

Semua bentuk pengidolaan dan pengkultusan termasuk perbuatan syirik. Allah telah berfirman: "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah" (Al-Baqarah: 165). Dalam surat Al-An'am (151) Allah berfirman: "Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia". Dalam suatu hadist, Abdullah bin Mas'ud RA bertanya kepada Rasulullah SAW: "Apakah dosa yang paling besar menurut Allah ?". Rasulullah SAW bersabda: "Yaitu jika engkau membuat tandingan bagi Allah (dalam beribadah), padahal Dia-lah yang menciptakanmu". (HR. Muslim).

Kecintaan kita yang utama tetap kepada Allah SWT. Dia-lah Yang Maha Segala, tidak ada sekutu bagiNya. Kecintaan kita yang berikutnya adalah kepada Rasulullah SAW. Beliau sangat cinta terhadap umatnya, sehingga kita-kita yang sesudah beliau meninggal dipanggilnya "kekasih". Kita sering dianjurkan untuk bersyalawat kepada Rasulullah SAW dan keluarganya. Harus diingat, hanya Rasulullah SAW yang kelak bisa memberi syafaat di akhirat. Rasulullah SAW sendiri memberi syafaat atas izin Allah SWT. Kecintaan kita terhadap Rasulullah SAW jangan sampai mengalahkan kecintaan kita terhadap Allah SWT. Allah telah berfirman: "Adapun orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah...". (QS. Al-Baqarah: 165).

Dalam berkeluarga, kecintaan kita yang berikutnya adalah terhadap kedua orang tua, terutama terhadap ibu kita. Jikalau beliau masih hidup seringlah melayat dan minta do'a restunya, mohon maaf jika ada kesalahan dsb. Jikalau orang tua sudah meninggal, kewajiban anaknya untuk mendo'akan mereka. Tetapi harus diingat, kecintaan terhadap orang tua jangan sampai menjadikan rumah tangga kita terbengkalai. Kita juga harus mencintai/menghormati guru-guru di sekolah atau pun di tempat pengajian/tausyiah. Hormatilah mereka sebagai orang yang berilmu.

KH. Qomaruddin dkk dalam buku Ayat-ayat LARANGAN DAN PERINTAH dalam al-Qur'an menjelaskan makna syirik. Syirik secara bahasa adalah bentuk masdar (infinitif) dari kata syarika, yasyraku, syirkan yang memiliki arti menjadi sekutu baginya, memberikan bagian untuknya baik sedikit ataupun banyak kepada zat atau makna. Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik. Sementara itu kata musyrikin merupakan bentuk jamak dari kata musyrik, yang artinya kaum/orang-orang yang melakukan perbuatan syirik. Menurut syariat, syirik adalah menyekutukan Allah dengan perkara yang merupakan Hak Allah. Pengertian "sekutu" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 2 adalah peserta, rekanan, atau kawan yang ikut berserikat. Menyekutukan berarti menjadikan atau menganggap sesuatu sebagai sekutu. Berdasarkan pengertian ini maka menyekutukan Allah berarti menjadikan atau menganggap sesuatu selain Allah sebagai peserta atau rekanan yang berkedudukan sama (sebagai Tuhan).

Berdasarkan syariat, syirik mempunyai tiga bentuk, yaitu :
1. Syirik dalam Rubbubiyyah , yakni meyakini adanya sesuatu selain Allah yang memiliki sifat-sifat yang termasuk hak khusus bagi Allah dalam masalah Rubbubiyyah (Ketuhanan). Contohnya: Hak Menciptakan, Menghidupkan, Mematikan, Memberi rezeki atau mengatur alam semesta.
2. Syirik dalam Uluhiyyah, yakni meyakini adanya sesuatu selain Allah yang memiliki sifat-sifat yang termasuk hak khusus bagi Allah dalam masalah Uluhiyyah (Hak untuk diibadahi). Contohnya: Berdo'a, shalat, menyembelih, nazar, cinta, takut atau harap. Seluruhnya mutlak hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT.
3. Syirik dalam asma dan shifat, yakni menyamakan Allah dengan makhluk atau sebaliknya dalam masalah Nama-nama dan Sifat-sifatNya. Contohnya: menyamakan Dzat Allah dengan zat mahluk atau menggelari makhluk dengan sifat-sifat khusus bagi Allah seperti Sifat Maha Mengetahui yang gaib, Maha Bijaksana, Maha Kaya dll.

Bagaimana mungkin manusia akan berbuat syirik dengan mengadakan tandingan bagi Allah, sedangkan makhluk-makhluk Allah yang lebih besar seperti matahari, bulan dan seluruhnya menyembah kepada Allah. Allah telah berfirman: "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba". (QS. Maryam: 93).

Sebagai penutup saya akan mengutip satu hadist dari Abi Musa al-Asy'ari yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Wahai umat manusia, takutlah kalian terhadap perbuatan syirik. Sebab syirik itu lebih kecil lagi lebih lembut daripada langkah perjalanan semut". Lalu ada seorang sahabat yang bertanya: "Ya Rasulullah, bagaimana cara memelihara diri dari syirik yang sangat tidak kelihatan itu ?". Jawab Rasulullah SAW: "Biasakanlah membaca Do'a: ALLAHUMMA INNA NA'UDZUBIKA MIN AN NUSYRIKA BIKA SYAI-AN NA'LAMUHU.." (HR. Imam Ahmad dan Thabrani).

"Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari menyekutukan sesuatu terhadapMu yang aku mengetahuinya, dan aku memohon ampunan kepadaMu dari perbuatan syirik yang aku tidak mengetahuinya" (HR. Imam Ahmad dan Thabrani).


Kebesaran Allah 2


KEBESARAN ALLAH KETIKA AKU BERHAJI (Bag. ke 2)

Memang sudah menjadi watak saya, kalau bicara suka ceplas-ceplos/apa adanya. Waktu di Makkah, setelah makan siang bersama, kami berbincang-bincang dengan teman satu pemondokan. Diantara obrolan-obrolan tersebut saya berkata: "Selama kita disini belum pernah saya melihat ayam dan kucing berkeliaran". Apa yang saya ucapkan rupanya merupakan joke/dagelan sehingga rekan-rekan yang lain pada tertawa.

Malamnya setelah syalat isya berjamaah di masjid, kita cepat-cepat tidur agar pagi-pagi bisa bangun dan berangkat ke Masjidil Haram. Subhanallah ..... sekitar jam 3.00 saya mendengar suara kokok ayam sebanyak 3x. Saya jadi ingat guyonan tadi siang, cepat-cepat saya ber istighfar. Setelah mandi dan mengambil air wudhu, robongan kami berangkat ke Masjidil Haram untuk melaksanakan shalat shubuh. Sebelum shalat shubuh dimulai kami masih sempat shalat sunnah "tahiyatul masjid" dan tahajjud, sebagian ada yang melakukan tawaf. Perlu diketahui, shalat shubuh disana dimulai jam 6 lebih waktu setempat.

Alkisah setelah selesai shalat shubuh, saya mengantar istri yang hendak ke toilet. Saya menunggu diluar, sementara istri saya turun ke basemen/toilet. Sambil menunggu saya merokok, tiba-tiba lewatlah kucing di depan saya. Kucingnya persis seperti "kucing kampung" yang banyak di Tanah air. Eh..kucingnya pake berhenti segala dan nengok ke saya. Subhanallah....saya jadi teringat omongan saya kemarin siang. Cepat-cepat saya ber istighfar. Perjumpaan saya dengan kucing berlangsung dua hari ber turut-turut. Maha Besar Allah.....ternyata disana saya bisa juga mendengarkan suara ayam berkokok dan melihat kucing berkeliaran. Untung saya ngomongnya ketemu kucing, kalau ngomong "ketemu macan" nggak tau deh apa jadinya ?

NAZARETH

Foto pribadi

Kebesaran Allah 1

KEBESARAN ALLAH KETIKA AKU BERHAJI

Alhamdulillah saya dan istri telah melaksanakan rukun islam yang ke 5, yaitu melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji kami laksanakan pada th 2008 dengan mengikuti KBIH Persatuan Islam (PERSIS).

Sebelum ibadah haji, sudah sekitar 10 th saya menderita "radang sendi" di bagian mata kaki sebelah kiri. Setiap saya berdiri sekitar 3 menit atau berjalan sekitar 500 m, sakit yang dirasakan bukan main. Bahkan setiap shalat berjamaah di masjid, jika imam nya membaca surat yang panjang, saya merasa tersiksa karena sakit di kaki ku ini.

Sebelumnya saya menduga rasa sakit ini disebabkan asam urat atau rheumatik, tetapi hasil pemeriksaan dokter negatif. Terakhir saya berobat ke dokter syaraf. Diagnosa awal saya menderita radang sendi atau "nyeri neurophatic". Setiap hari saya mengkonsumsi obat goflex, sehari 2x. Dokter syaraf menyarankan di fisioterapi dan alternatif terakhir dioperasi karena diduga ada "pertumbuhan tulang" diantara sendi mata kaki ini. Operasi belum saya laksanakan, mengingat biayanya yang cukup besar.

Alhamdulillah pada tahun 2008 saya dan istri terdaftar sebagai calon jemaah haji yang diberangkatkan. Sebagaimana lazimnya calon jemaah haji, manasik dan gladiresik ibadah haji kami jalankan. Manasik dan gladiresik calon jemaah haji terakhir kami laksanakan di Ciganitri - Bandung. Pada saat gladiresik tawaf dan sa'i, saya tidak dapat melaksanakannya dengan baik dan sempurna karena sakit di kaki ku ini.

Pada waktunya keberangkatan untuk melaksanakan ibadah haji, kami termasuk kloter ke 49 dan langsung menuju Mekkah, kami dan rombongan sudah memakai pakaian ihram sejak ditempat transit Islamic Centre - Bekasi, kami miqoth di pesawat dan atas petunjuk pimpinan rombongan kami mulai takbir.

Keberangkatan dari bandara Soekarno - Hatta alhamdulillah lancar, tetapi di bandara King Abdul Aziz pemeriksaan paspor memakan waktu yang lama. Saya yang lagi sakit, sudah tak tahan antri berdiri. Alternatifnya ya duduk dilantai sambil merasakan sakit dikaki ku ini. Selesai pemeriksaan paspor, kami shalat dhuhur dan ashar dijama dan berjamaah di bandara, kemudian langsung ke Masjidil Haram untuk melaksanakan umroh. Pelaksanaan umroh kami laksanakan sesuai petunjuk. Subhanallah, saya dapat melaksanakan tawaf dengan hanya sekali istirahat, dan alhamdulillah sa'i saya laksanakan tanpa istirahat. Disini saya dapat merasakan Kebesaran Allah, segala puja dan puji saya panjatkan kepada Allah dan diantara do'a - do'a yang saya panjatkan, saya minta kesembuhan atas sakit di kaki ku ini.

Alkisah sampailah pada puncak pelaksanaan ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah. Besoknya kami melaksanakan jumroh. Perjalanan untuk melaksanakan jumroh merupakan penderitaan tersendiri buat saya. Selama perjalanan saya menjerit dalam hati dan menangis pada Allah karena sudah tak tahan dengan sakit di kaki ku ini. Do'a - do'a dan istighfar sepanjang jalan saya lakukan. Alhamdulillah sepanjang perjalanan kami masih bisa istirahat sejenak dan askar disana sedikit maklum dengan cedera kaki ku ini. Pelaksanaan jumroh kami lakukan dengan nafar awal, selanjutnya langsung tawaf ifadhah di Baitullah.Selama tawaf ifadhah, saya hanya sanggup satu kali putaran, selanjutnya istirahat sejenak. Tetapi alhamdulillah 7 putaran bisa saya lakoni. Begitu pula dengan sa'i.

Menjelang tawaf wada, hal yang sama saya alami seperti tawaf ifadhah. Satu putaran, satu kali istirahat. Total tawaf yang bisa saya lalukan hanya 3x; yaitu waktu umroh, tawaf ifadhah dan tawaf wada. Tetapi saya percaya Allah Maha Tahu dengan penderitaan ku ini.

10 hari menjelang kepulangan, rombongan kami pindah ke Madinah. Setiap shalat wajib, kami selalu shalat di masjid Nabawi, kecuali pada saat2 kami rekreasi. Kesempatan di Masjid Nabawi tidak saya sia - sia kan untuk selalu berdo'a, dapat tempat di Raudah dan ziarah ke makam Rasulullah SAW, Abu Bakar RA dan Umar RA.

Alkisah sampailah kami di tanah air. Sekitar seminggu kemudian rasa sakit di kaki ku ini sembuh total. Allahu Akbar ... jika mengenang kejadian ini, merinding dan gemetar badan ku ini. Subhanallah, telah aku rasakan kebesaran Allah. Sekarang saya minimal seminggu 2x kuat ber jogging selama 1/2 - 1 jam tanpa istirahat.

SARAN
1. jika ada kesempatan buat melaksanakan ibadah haji jangan di tunda - tunda.

2. Selama di Baitullah dan masjid Nabawi perbanyak do'a dan istighfar. Usahakan bisa melaksanakan shalat sunnah sesuai syariat islam.

3. Selama di Baitullah, usahakan setiap hari tawaf. Tawaf hanya bisa dilaksanakan di Masjidil Haram.

4. Pada saat rekreasi dan kita ke masjid "dua kiblat" usahakan kita shalat sunnah dengan keadaan berwudhu sebelumnya. Shalat sunnah disana pahalanya sama dengan sekali pelaksanaan umroh.

5. Esensi dari jumroh ialah kita siap berjihad terhadap setan dan iblis. Bukan hanya saat di tanah suci saja, tetapi konsekwen setelah berada di tanah air.

6. Bagi yang belum melaksanakan ibadah haji, saya do'a kan semoga bisa melaksanakan nya. Jangan lupa dari sekarang membuka rekening "tabungan haji" di Bank Syariah. Selebihnya berdo'a dan berikhtiar. Insya Allah.
Masjidill Haram.
Masjid Nabawi